Maulid Nabi Muhammad saw

 

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad Shallahu 'Alaihi Wassalam

Sebelum kita membahas tentang maulid sebaiknya kita bahas terlebih dahulu tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal pada tahun gajah. Kenapa disebutkan tahun gajah? karna pada masa itu terjadi suatu peristiwa yang sangat besar dimana ada penyerangan dari Abrahah yang ingin menghancurkan ka'bah

Kenapa Merayakan Maulid Nabi?

Lalu timbul pertanyaan mengapa sih kita merayakan Maulid Nabi? padahalkan banyak yang bilang itu bid'ah. Kalau menurut saya sendiri sih memperingati maulid Nabi itu merupakan salah satu bukti kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW. Karna jika dibandingan ketika kita mempunyai seorang kekasih atau teman dekat ketika ia ulang tahun apakah kita merayakan nya? jika merayakan apa alasannya buang buang duit untuk merayakan ulang tahun teman dekat kita? jawabannya satu yaitu bukti cinta kita kepada teman dekarena dari itu peringatan maulid Nabi pun merupakan salah satu bentuk cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Karna ada sebuah keterangan yang menjelaskan.

يَا بُنَيَّ وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي، وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الجَنَّةِ. أخرجه الترمذي رقم 

Latin Arab : MAN AHYA SUNNATI FAQOD AHABBANI WAMAN AHABBANI KANA MA'I FIL JANNAH.

Artinya : Wahai anakku itu adalah termasuk sunnahku, barangsiapa menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. HR. Tirmidzi no. 2678

Walaupun hadits teresebut di dhaifkan oleh Syaikh Al-Albani tapi tidak ada salahnya jika kita menunjukan bukti cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Sekalipun memang suatu saat kita tidak bisa bersama Nabi disurga setidaknya kita sudah berupaya untuk diakui sebagai salah satu umat Nabi Muhammad SAW.rna apapun yang kita lakukan di dunia ini akan menjadi saksi kelak di akhirat. Semoga saja kita semua berharap dengan adanya maulid Nabi ini kita akan diakui sebagai salah satu umat Nabi Muhammad Shallahu 'Alaihi Wassalam.

Dalil dan Hadits Maulid Nabi

Lalu selanjutnya bagaimanakah dalil yang menyebutkan dibolehkannya peringatan maulid Nabi Muhammad SAW? dikutip dari Hadits Shahih Bukhari yang menyebutkan bahwa pada setiap hari senin Abu Lahab diringankan siksaannya oleh Allah SWT karna ia gembira akan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
 
Artinya : “Urwah berkata, Tsuwaibah adalah budak Abu Lahab. Ia dimerdekakan oleh Abu Lahab, untuk kemudian menyusui Nabi. Ketika Abu Lahab meninggal, sebagian keluarganya bermimpi bahwa Abu Lahab mendapatkan siksa yang buruk. Di dalam mimpi itu, Abu Lahab ditanya. Apa yang engkau temui? Abu Lahab menjawab, aku tidak bertemu siapa-siapa, hanya aku mendapatkan keringanan di hari Senin karena aku telah memerdekakan Tsuwaibah.”

Dalam hadits teresebut dijelaskan bahwa pada ketika hari kelahiran Nabi Muhammad SAW Abu lahab merasa bahagia dengan memerdekakan Tsuwaibah sebagai bentuk luapan kegembiraannya. Karna itu lah ia diberikan keringanan oleh Allah SWT. 

Itu Abu Lahab lantas kenapa kita selaku umat beliau tidak gembira atas datangnya hari kelahiran beliau? Karna menurut saya sendiri wajar saja jika kita meluapkan kegembiraan kita terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah hadits dijelaskan:

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ 

Aritnya : “Dari sahabat Anas, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi, kapan hari kiamat terjadi ya Rasul? Nabi bertanya balik, apa yang telah engkau persiapkan? Ia menjawab, aku tidak mempersiapkan untuk hari kiamat dengan memperbanyak shalat, puasa dan sedekah. Hanya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi berkata, engkau kelak dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa kelak di akhirat kita akan bersama dengan orang yang kita cintai maka dari itu sebagai bentuk kecintaan kita terhadap Nabi maka kita mengadakan Maulid. Semoga aja kita sama sama berdoa dan berharap kita dapat dikumpulkan bersama Nabi Muhammad SAW.

HILANGNYA KEBERKAHAN ILMU ANAK, KARENA PRILAKU BURUK ORANG TUA TERHADAP GURUNYA

 


Syekh Abdul Qadir adalah seorang ulama yang terkenal pada zamannya. Murid-muridnya berasal dari berbagai kalangan. Ada anak orang kaya, ada anak penguasa, ada juga anak pedagang dan anak-anak orang miskin. Di madrasah Syekh Abdul Qadir tidak ada dikriminasi, semua murid diperlakukan sama.

Di madrasah Syekh Abdul Qadir diperkenalkan ilmu dan lebih diutamakan adab, termasuk adab kepada guru yang dijunjung tinggi. Termasuk adab yang diajarkan adalah bagaimana murid berhikmat dan meraih keberkahan dari gurunya.

Sebuah kebiasaan bahwa ketika sang guru sedang menyantap makanan, maka murid-murid tidak ada yang ikut makan sebelum gurunya selesai, ternyata ada tradisi meraih berkah ilmu dengan memakan sisa makanan gurunya.

Syekh Abdul Qadir paham hal tersebut sehingga ia selalu menyisahkan makanannya untuk di ambil oleh murid-muridnya. Seorang tamu yang datang menjenguk anaknya melihat hal itu dan berfikir bahwa anak-anak mereka yang belajar pada Syekh Abdul Qadir diperlakukan seperti babu atau kucing. Masa mereka diberikan sisa makanan dari gurunya. Pikiran kotor inilah yang menyebabkan orang tua murid tadi memprofokasi orang tua lainnya.

Salah satu orang tua yang merupakan orang terpandang, kaya dan penguasa termakan propokasi dan datang menghadap Syekh Abdul Qadir dan mengungkapkan keberatannya atas perlakuan sang guru kepada anaknya yang dianggap melecehkan kehormatannya dan kehormatan anaknya.

Maka terjadilah dialog sebagai berikut :

“Wahai tuan syekh, saya menghantar anak saya kepada tuan syekh bukan untuk jadi pembantu atau dilakukan seperti kucing. Saya hantar kepada tuan syekh, supaya anak saya jadi alim ulama’.”

Syekh Abdul Qadir hanya jawab ringkas saja. “ Kalau begitu ambillah anakmu.”

Maka si bapak tadi mengambil anaknya untuk pulang. Ketika keluar dari rumah syekh menuju jalan pulang. Orang tua murid tadi bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ilmu hukum syariat, ternyata kesemua soalannya dijawab dengan tepat dan rinci. Maka bapak tadi berubah fikiran dan mengembalikan anaknya kepada tuan Syekh Abdul Qadir.

“Wahai tuan syekh terimalah anak saya untuk belajar dengan tuan kembali. Tuan didiklah anak saya. Ternyata anak saya bukan seorang pembantu dan juga diperlakukan seperti kucing. Saya melihat ilmu anak saya sangat luar biasa bila bersamamu.”

Maka jawab tuan Syekh Abdul Qadir. “Bukan aku tidak mau menerimanya kembali, tapi ALLAH sudah menutup pintu hatinya untuk menerima ILMU dariku, ALLAH sudah menutup futuhnya (Mata Hati) untuk mendapat ilmu disebabkan orang tua yang tidak beradab kepada GURU.”

Ternyata orang tua yang tidak beradab pada guru bisa menyebabkan anak-anaknya menjadi korban kehilangan keberkahan ilmu dari guru-gurunya.

Begitulah ADAB dalam menuntut ilmu. Anak, Ibu, Ayah dan siapa pun perlu menjaga adab kepada guru. Kata ulama: Satu perasangka buruk saja kepada gurumu maka Allah haramkan seluruh keberkatan yang ada pada gurumu kepadamu.

Kisah ini adalah refleksi untuk para orang tua siswa, sia-sialah kita menyekolahkan anak kita kalau pada akhirnya ilmu yang diperolehnya tidak berberkah. Karena kita sebagai orang tua yang tidak beradab kepada guru sehingga anak-anak kitapun menjadi kehilangan adab kepada gurunya.


Setiap Manusia Memiliki Nasab

 Setiap manusia di muka bumi ini memiliki nasab kepada satu jiwa yaitu kepada Nabi Adam. Allah SWT telah menciptakan Adam dari tanah dan menghembuskan ruh ke dalamnya.

Allah memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam dan menghormati penciptaan Nabi Adam serta memuliakannya. S emua malaikat bersujud kecuali iblis yang dilaknat Allah.

Inilah mengapa Allah menciptakan dari Adam itu jiwa yang dinamai dengan Hawa untuk tinggal dan menemaninya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits sahih, dari Rasulullah, Allah telah menciptakan (Hawa) dari tulang rusuk Adam yang bengkok.

Mengapa pasangan Nabi Adam tersebut dinamai Hawa? Berikut ulasannya sebagaimana dilansir Mawdoo 3 pada Ahad (14/2).

Para ulama dan sejarawan berbeda pendapat tentang sebab penamaan Hawa. Sebab tidak ada hadits sahih dari Rasulullah yang dapat menjadi rujukan berkaitan dengan itu.

Di antara para ulama yang meneliti tentang makna kalimat Hawa secara bahasa mengartikan itu sebagai kata turunan dari al-hawwat, yang berarti bibir coklat. Maka disebut hawwa dan untuk laki-laki disebut ahwa. Disebut juga kecoklat-coklatan warna kulitnya karena dia berkulit kecoklatan. 

Imam Nawawi meriwayatkan dalam syarah Shahih Imam Muslim dari Ibnu Abbas bahwa Hawa dinamai begitu karena Hawa adalah ibu dari setiap kehidupan. Maka semua manusia berasal dari keturunannya, dari kandungan Hawa.

Allah pun menghendaki Hawa mengandung dua pasang, masing-masing pasangan adalah laki-laki dan perempuan. Adam kemudian menikahkan anak laki-lakinya dengan anak perempuannya yang berbeda rahim atau kelahiran

Imam Qurtubi meriwayatkan dalam tafsirnya sebab lain dari pada penanaman Hawa dengan nama ini. Mengutip sebuah riwayat yang mengatakan saat Adam duduk sendiri, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya tanpa disadarinya. 

Dan ketika Adam memperhatikannya, Adam bertanya pada malaikat tentang Hawa.  Maka berkata malaikat, dia adalah seorang wanita. Maka Adam bertanya tentang nama wanita itu. Maka malaikat menjawab dia bernama Hawa.

Nabi Adam pun bertanya tentang mengapa dinamakan itu? Maka malaikat berkata bahwa sesungguhnya dia itu perempuan (imroatun) karena dia diciptakan dari seorang (al maru), dan dia dinamai Hawa karena dia diciptakan dari kehidupan (hayyat). Dialog antara malaikat dan Adam itu terjadi untuk menguji keilmuan nabi Adam.Wallahu a’lam

Cek Ongkir/pengiriman

Jam

Tanggal

cek