TIPS SHOLAT KHUSYUK DARI HABIB UMAR BIN HAFIDZ


Seseorang di katakan khusyu’ jika memenuhi 6 kriteria, yaitu :

🌹 HUDURUL QOLB 🌹
Hadirnya hati. Hadirnya hati harus di latih terus-menerus, bila hati kemana-mana paksa untuk kembali lagi, Insya Allah, hati akan terbiasa hudhur.

🌹 TAFAHHUMUL MA'ANI 🌹
Memahami arti atas apa yang kita katakan dan kita sedang lakukan.

🌹 AL IJLAL WATTA’DZHIM 🌹
Adanya rasa mengagungkan dan memulyakan kepada Allah SWT. Terkadang kita hadir hati, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya.

🌹 AL IJLAL WATTA'DZHIM MA'AL HAIBAH 🌹
Hendaknya rasa memulyakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan). Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Takut sholat kita tidak di terima oleh Allah.

🌹 AR-ROJA’ 🌹
Kuatnya harapan bahwa sholat kita di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada Allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.

🌹 Haya' 🌹
Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.

Kemudian Habib Umar mengatakan:

“Jika enam kriteria ini terdapat padamu, maka sholatmu bisa di katakan sholat yang khusyu’.” 

*اللٌَــهـُـمٌَ صَـلِّ عَـلَـى سـَـيْـدِنَـا مـُـحَـمٌَــدٍ وَعَـلَى آلِــہِ وَصَـحْـبِــہِ وَبَـارِك وَسَـلِّـم*

SLOGAN "KEMBALI KEPADA AL QUR'AN dan HADITS" Adalah KEBOHONGAN WAHHABI

____
Saya posting lagi melihat makin masifnya manhaj WAHABIYYUN mengaburkan makna dari SLOGAN diatas yg berakibat banyak orang² yg baru belajar agama mestinya dari bab dasar اقر langsung digiring pada pemelintiran yg justru makin menjauhkan umat dgn ulama.
.
Masyarakat (orang² awam) tidak semuanya bergelar sarjana syariah, serta bisa berijtihad sendiri. 
Tanpa bimbingan ulama, maka “Kembali ke al Quran dan as Sunnah” itu jadi sesuatu yg membahayakan. 
Jika tidak tahu ilmunya. 
_______
Yg benar adalah "KEMBALI KE ULAMA."
Karena sejatinya kembali kepada ulama itu juga kembali kepada al Quran dan sunnah yg sesungguhnya.
Sejak 13 abad yg lalu para ulama (imam madzhab, imam hadist, ulama tarjih dan pen-syarh kitab²) bersusah payah mengerahkan pemikiran dan tenaga dlm menulis kitab² Tafsir Quran dan juga kitab² syarah (penjelasan) hadits. 
.
Memahami kitab dgn teks arab beda hasilnya dgn memahami ilmu agama lewat buku terjemah. Karena memahami ilmu agama dgn teks arab dapat mengetahui kandungan dan faidah makna yg begitu luas sesuai dgn rentetan siyaqul kalam-Nya. 
.
Sehingga dapat menghasilkan tashwir yg bervariasi. 
Sedang memahami nya dgn buku terjemah, pemahaman seseorang akan mentok sebatas apa yg tercantum di dlm buku itu saja.
Rasulullah bersabda :

آفة العلم النسيان وإضاعته أن تحدث به غير أهله
_______
Bencana Ilmu adalah lupa,dan rusak nya ilmu ketika engkau membahas/membicarakannya dgn orang yg bukan ahli nya."
(HR متفق عليه).

إهماله واتلافه وإهلاكه أن تحدث به غير أهله ممن لا يفهمه او لا يعمل به فتحديثك له به إهمال له اى جعلته بحيث صار مهملا او إتلافا او اهلاكا لعدم معرفته بما حدثته به أو لعدم الانتفاع به وكذا من هو لاه او متغافل او مستخف به
______
Ilmu menjadi sia², rusak, dan binasa ketika engkau membahas ilmu dgn orang yg bukan ahlinya. 
Ia tdk memahami dan tdk pula mengamalkan nya. 
Membicarakan ilmu dgn nya termasuk kesia-siaan, kerusakan, dan kehancuran karena ia tdk mengetahui apa yg kamu ucapkan. ILMU Itu tdk akan bermanfaat bagi nya.Begitu pula tatkala engkau membahas nya dgn orang yg senang mempermainkan ilmu, lalai, dan mengolok ngolok nya.
_______
Semboyan “Cukuplah bagiku Al Quran dan Hadits” tidak bisa dipakai sembarangan hanya utk mendekonstruksi ( baca-melemahkan) pendapat imam Madzhab. 
Sedang ia sendiri tidak mengetahui lewat jalur mana ia memahami maksud dan makna ayat serta hadist tersebut. 
Dan tak mungkin pula ia bisa mengambil kesimpulan hukum dari ayat dan hadits tanpa merujuk kepada pendapat ulama yg dlm kapasitas Mutjahid.
.
Pada kenyataannya kebanyakan aktivis Salafi (ingkar madzhab) merujuk ke pendapat Ibnu Taimiyyah, Qoyyim, Muhammad Ibn Abdul Wahhab, Bin Baz, Albani, Utsaimin, Fauzan, dll... 
______
Bukan merujuk langsung ke pendapat ulama Salaf. 
Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnu Qoyim adalah ulama kholaf (pertengahan),/sebagian ahli sejarah menyebut mutakhirin.
MUHAMMAD IBN ABDUL WAHHAB sendiri bukanlah ulama Salaf. 
Ia termasuk tokoh baru (sekitar abad 18, jeda 14 abad dari era Rasulullah ). 
.
Menjadikan tokoh ini sebagai model gerakan dakwah dan menjadikan hanya dia saja sebagai patokan /parameter sebagai orang yg mengikuti Salafus Shaleh, itu kesalahan fatal dlm berislam.
_______
Selama rentang waktu 13 abad sebelum M B A W lahir itu generasi salaf yg ribuan punya murid yg tersebar di seluruh dunia Mesir, Maroko, Sudan, Irak, Balkan, bahkan sampai dengan Indonesia., Gerombolan manhaj 'ngaku' salafi mengklaim hanya cara dakwah DUL WAHAB ini yg benar sedang selainnya Hizbi ?!. 
_______
Seandainya ia punya sanad ??? tak mungkin 'dia' (MBAW) satu²nya yg punya sanad nyambung ke Rasululah. 
Ulama² semasanya di dunia juga tersebar. 
Mereka semua tidak serta-merta mati ketika MBAW lahir, tumbuh, mengaji dan mendakwahkan gerakan tri tauhidnya hasil buah pikir Ibnu Taimiyah.
.
Definis Salafi itu tidak hanya merujuk kepada salah satu madzhab atau manhaj saja, melainkan mencakup kepada seluruh kelompok yg mengikuti para sahabat dan yg dua selanjutnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم “
_______
Sebaik² manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yg sesudahnya (Tabi’in), kemudian yg sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in)". 
___________________________
*PROF. DR. SAID RAMADHAN BUTHI (ULAMA MESIR)* memprotest keras hal tersebut dalam nya kitab "As Salafiyyah Marhalah Zamaniyyah Mubarokah La Madzhab Islami”.
.
Beliau menyebutkan bahwa istilah salaf sebenarnya merujuk kepada suatu fase sejarah, dan bukan kepada madzhab tertentu dlm Islam.
.
Kalau mereka merujuk Salaf yg ribuan, "Tidaklah mereka merujuk satu ulama salaf kecuali mereka meninggalkan pendapat ulama yg lain".
_______
Kami ASWAJA tidak akan ikut slogan "Kembali kepada al Qur'an & Hadist". 
Karena KAMI tidak pernah meninggalkan al Qur'an & as Sunnah.

والله أعلم بالصواب .

*#Salam_ASWAJA !!*
--------------

RAHASIA DZIKIR "LAQOD JAA AKUM


```Di antara ayat al Quran yang banyak digunakan sebagai dzikir oleh para sholihin adalah dua ayat terakhir surat at Taubah.```

*لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُول مِنْ أَنْفُسكُمْ عَزِيز عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيص عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوف رَحِيم (*) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِي اللَّه لَا إِلَه إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْت وَهُوَ رَبّ الْعَرْش الْعَظِيم

```Nabi saw bersabda, "Barang siapa membaca dua ayat terakhir surat at Taubah pada satu hari maka dia tidak akan meninggal pada hari tersebut".```

*وَفِيْ رِوَايَةٍ لَمْ يُقْتَلْ وَلَمْ يُضْرَبْ بِحَدِيْدَةٍ وَإِنْ قَرَأَهَا فِيْ لَيْلَةٍ فَلَهُ مِثْلُ ذَلِكَ ذَكَرَ هَذَا الْحَدِيْثَ بَعْضُ الصَّالِحِيْنَ*

```Dalam satu riwayat dituturkan, "Dia tidak akan dibunuh, dan tidak akan dibukul dengan besi. Jika dia membacanya di malam hari maka dia tidak akan mati di malam hari tersebut".

As Sayyid al Walid Habib Ali bin Abdurrohman bin Abdul Qodir Assegaf berkisah ;

"Ada seorang anak yang setiap melakukan aktivitas atau bermain suka membaca ayat tersebut ```

*ﻟَﻘَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﺳُﻮﻝٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﻋَﺰِﻳﺰٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻋَﻨِﺘُّﻢْ ﺣَﺮِﻳﺺٌ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺭَﺀُﻭﻑٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ*

```"Laqod Jaakum Rosuluun Min Anfusiikum Aziizun Alaihi maa Aniitum Hariisun Alaykum Bilmuminina Rofururrohiim"

Suatu saat, ketika ia bermain dan mengejar layang-layangnya yang terlepas ia tak sadar bahwa sedang berada di tengah jalan raya.

Matanya terus menatap ke layang-layang, tanpa disadari oleh anak itu ada sebuah truk kontainer yang melaju kencang dan menabrak sang anak. Orang-orang melihat truk itu menabrak keras sang anak, bahkan menyeretnya beberapa meter. Segera warga sekitar mengerubuti anak itu. 

Sesaat kemudian, warga sekitar berteriak-teriak dan menyebut-nyebut nama Allah.

Bukan karena melihat darah atau tubuh yang terlindas. Mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Anak itu tidak meninggal, bahkan tidak mengalami luka sedikitpun. Anak itu berdiri dan kembali melanjutkan mengejar layang-layang, seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Mendengar hal itu, sang ayah anak itu pun cukup kaget. Ketika warga menanyakan kepada ayah anak tersebut, "Apa rahasianya, mengapa ia tidak meninggal saat tertabrak truk ?" Sang ayah hanya menjawab, "Tidak ada, 
tapi anak itu sering mengucapkan bacaan ;

"Laqod Jaakum Rosuluun min Anfusiikum Aziizun Alaihi Maa Anittuum Harisum Alaykum Bilmumininaa Rofurrurohiim."

Beliau as Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf kemudian berpesan,,,

"Amalkan ayat itu dalam aktivitas kita sehari-hari, karena Allah swt memberi 141 khasiat dalam bacaan itu.

Minimal baca 7X setiap Ba'da Subuh dan Ba'da Asar

Sebagian ulama telah dikasyaf (dibukakan) Allah tentang kandungan rahasia dari ayat ini.

Di antara perkataan Asy Syaikh Ahmad At-Tijani Rodliallohu anhu tentang keutamaan ayat ini : 

1-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat Subuh maka Alloh akan menjaga hatinya

2-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat Dhuhur maka Allah akan menghidupkan dan menetapkan hatinya (dalam keimanan) di dunia maupun di akhirat

3-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat 'Ashar maka dia tidak akan mati seperti matinya orang kaget.

4-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat Maghrib maka dia akan diberi istiqomah (dalam beribadah) oleh Alloh SWT

5-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat 'Isya maka Alloh akan menjaga dirinya dari penguasa lalim

6-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat sunah maka Alloh akan memberinya rizqi kepadanya bisa merasakan manisnya iman

7-. Barang siapa membaca ayat ini tujuh puluh tujuh kali setelah sholat Jum'ah maka Alloh akan menjaganya dari makan makanan haram

8-. Barang siapa membaca ayat ini tiga ratus enam puluh kali pada hari 'Arafah maka Alloh akan menuntunnya dan mencukupinya dari kesusahan dunia akhirat

9-. Barang siapa membaca ayat ini seribu kali pada hari 'Asyura maka akan dilayani oleh para Malaikat dan Alloh akan memberi rizqi baginya dari segala arah

10-. Barang siapa membaca ayat ini lima ratus kali pada malam Nishfu Sya'ban maka dia tidak akan ditanya oleh Malaikat Munkar Nakir

11-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali pada pagi dan sore hari maka Alloh akan menjaganya dari segala mara bahaya dan tidak akan ada yang dapat mencelakainya selamanya

12-. Barang siapa membaca ayat ini satu kali setiap akan tidur maka Alloh akan menjaganya sampai pagi dan tidak akan ada yang dapat mencelakainya selamanya

13-. Barang siapa membaca ayat ini tujuh kali lalu ditulis dalam kertas maka berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara meminum air rendamannya

14-. Barang siapa membaca ayat ini seratus kali untuk orang sakit dengan niat yang sungguh sungguh dan benar maka akan sembuh seketika

15-. Barang siapa membaca ayat ini siang dan malam walaupun hanya sekali maka dia tidak akan meninggal

16-. Barang siapa membaca ayat ini untuk harta benda maka Alloh akan menjaga harta tersebut

17-. Barang siapa membaca ayat ini untuk rumah, atau kebun, atau desa, atau kota, atau benteng maka Alloh akan menjaga semuanya

18-. Barang siapa membacanya untuk kafilah atau perahu / kapal laut maka Alloh akan menjaganya

19-. Barang siapa membaca ayat ini di tengah peperangan maka musuh akan lari dan diberi kemenangan dan keselamatan

20-. Barang siapa membaca ayat ini tujuh puluh ribu kali ketika kholwat maka akan mendapat khodam malaikat dan jin mukmin selama hidupnya, diterima dihati semua makhluk, semua akan tunduk kepadanya, disembuhkan segala penyakitnya, dan diberi kemudahan segala urusannya

21-. Barang siapa memperbanyak membaca ayat ini tanpa dihitung, baik ketika berjalan maupun duduk, maka bertambah tambah kebaikannya, dicintai baginda Nabi SAW, dapat melihat baginda Nabi SAW setiap saat

22-. Barang siapa selalu membaca ayat ini selama empat puluh tahun maka hilanglah hijab antara dia dan baginda Nabi SAW, dan memperoleh derajat sebagaimana yang di peroleh shidiiqiin.


Wallahu'alam Bissawab.
Semoga Bermanfaat.```

Ustad Prematur

OPINI
Ramai Ustadz Prematur, Santri NU Waktunya Turun Gunung
September 16, 20201

Jakarta, Dakwah NU
Dalam kurun satu dekade terakhir ini, fenomena kemunculan mubaligh dari berbagai kalangan muslim Indonesia semakin tumbuh subur. Meskipun awal mula kemunculan paham-paham yang berhaluan konvensional ini bermula pada tahun 1970-an. Namun, semakin lambat laun mereka semakin bermunculan di khalayak umum maupun jagad media sosial dan fenomena hijrah.

Fenomena Hijrah
Belakangan ini marak sekali public figure yang mengkampanyekan “Hijrah”. Mulai dari Teuku Wisnu, Shireen Sungkar, Caisar YKS dan masih banyak lagi. Fenomena ini disinyalir menjadi gerakan arus bawah kelompok Islam kanan untuk menyebarkan fahamnya.

Hijrah sendiri berarti berpindah, yakni berpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain. Hanya di Indonesia makna hijrah difahami sebagai fenomena spiritual keagamaan lanjut berkembang menjadi perubahan sikap keagamaan menjadi super religius dibanding sebelumnya.

Seseorang yang berhijrah biasanya akan merubah penampilannya menjadi lebih Islami. Seperti menumbuhkan jenggot, memakai pakaian di atas mata kaki (isbal), berjilbab panjang hingga bercadar bagi perempuan.

Namun, biasanya mereka yang hijrah cenderung menutup diri dan menganggap diri mereka suci. Seorang yang “hijrah” biasanya cenderung merasa dirinyalah yang paling paham tentang suatu permasalahan agama, padahal baru mengaji sekali duakali. Itupun kepada ustadz yang tidak jelas latar belakang dan sanad keilmuannya. Atau yang disebut ustadz prematur.

Akhirnya fenomena hijrah yang sebetulnya bagus, malah menjadi trend semata. Bagaimana tidak? Jika yang dilihat hanya dari kulit luarnya saja tapi tidak dengan substansi hijrah itu sendiri.

Sarana Medsos
Media sosial atau yang biasa disebut medsos tak dapat dipungkiri menjadi sarana komunikasi yang cepat dan efektif. Serta menjadi alat untuk menyebarkan informasi. Dengan sekejap informasi yang disebarkan dapat menjangkau belahan bumi paling ujung.

Dalam studi kasus ustadz prematur kita dapat menemukan beberapa sosmed yang menjadi subyek dakwah mereka. Medsos menjadi sarana untuk menyebarkan faham Islam konvensional, yakni islam yang keras dan tidak fleksibel.

Kita tahu banyak ustadz ustadz yang bacaan Qur’annya masih salah. Seperti yang kita ketahui dalam banyak video yang beredar, Ustadz Evie Evendi salah mengucapkan ayat Al-Qur’an dan tidak fasih dalam pelafalannya. Namun masih saja banyak pengikut dan yang setuju dengannya. Begitupun dengan Teuku Zul yang salah kaprah dalam mentashrif lafadz kaffaro.

Begitupun artis yang hijrah, dengan follower yang sudah begitu banyak, mereka dapat dengan mudah meng-influence follower mereka. Tentunya, dengan faham agama yang mereka miliki.

Santri Nu Harus Turun Gunung
Maka dari itu, atas berbagai permasalahan yang muncul seperti yang sudah dijelaskan penulis tadi. Wajib hukumnya bagi santri NU untuk turun gunung. Dalam artian mengambil alih porsi porsi dakwah yang selama ini dikuasai golongan Islam kanan.

Kiai Haji Said Aqil Siroj dalam sebuah kesempatan ceramah, beliau berpesan agar seluruh warga NU khususnya Santri NU untuk memasifkan dakwahnya, khususnya dakwah bil medos. Mengapa dengan medsos? Karena sarana yang paling cepat dan efektif adalah medsos. Apalagi setiap hari yang kita gawai yang kita pegang ketika kita membukanya juga tak jauh jauh dari medos

Mustasyar PBNU, Gus Mus pun berpesan. “Jika santri NU tidak mau mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari. Bukan tidak mungkin akan banyak timbul permasalahan di masyarakat yang disebabkan ustadz prematur yang ngaku-ngaku sebagai ulama”.

Sebagai santri yang ta’dhim akan pesan kiai, seyogyanya kita harus mengamini dan melaksanakan dengan patuh apa yang beliau-beliau perintahkan. Karena ini bukan hanya menyangkut soal agama namun juga urusan bangsa dan Negara.

Santri NU harus kreatif, inovatif dan adaptif dalam berdakwah sehingga dapat meng-influence masyarakat umum bahwa Islam Indonesia yang sesungguhnya adalah Islam rahmatan lil’alamin. Bukan Islam kanan yang keras dan tidak fleksibel. Apalagi islamnya ustadz prematur yang ngaji saja masih gagap/plegak pleguk.

Oleh:
Muhammad Sabilul Aslam
Santri Denanyar Jombang
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    
© 2020 | WordPress Theme : VMagazine Lite

SYAIKHONA KHOLIL



*_KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) & Imam Abu Hasan Al Asy'ari (Aqidah Asy'ariyyah) Punya Sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW:_*

(Mohon bagi warga Aswaja/NU untuk di save/simpan/di share sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin")

1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW

2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Karramallaahu Wajhahu"

3. Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)

4. Al Imam Wasil bin Atho’
5. Al Imam Amr bin Ubaid
6. Al Imam Ibrohim Annadhom
7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq
8. Al Imam Abu Hasi Adzuba’i
9. Al Imam Abu Ali Adzuba’i
10. Al Imam Abu Hasan al Asy'ari (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” ASWAJA) 234 Karangannya : Kitab Maqolatul Islamiyin, Al Ibanah, Al Risalah, Al-Luma’, dll

11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily
12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya : Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll.

13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya : Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah, dll

14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali. 
Karangannya : Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll.

15. Abdul Hamid Assyeikh Irsani. Karangannya: kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah, dll.

16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya: Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul ‘Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll

17. Abidin Al Izzy, karangannya: Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.

18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya: Kitab Al Aqidatul Kubro dll.

19. Imam Al Bajury, karangannya: Kitab Jauhar Tauhuid, dll.

20. Imam Ad Dasuqy, karangannya: Kitab Ummul Barohin, dll.

21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya: Kitab Sarah jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll.

22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya : Kitab Fathul ‘Arifin, dll.

23. Muhammad An Nawawi Banten, Karangannya: Sy. Safinatunnaja, Sy. Sulamutaufiq, dll. 
Yang Mayoritas Ulama Di Indonesia memakai Karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan.

24. Syech Mahfudz At-Termasi (mursyid Hadist Budhori matan ke-23), muridnya:
– Syech Arsyad Al Banjari Banjarmasin
– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura
– Abdul Shomad Al-Palembangi Palembang

25. KH. Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)

*Sejumlah murid*  yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh _Syaikhona Kholil bangkalan_ adalah: 

👉Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng Jombang), 
👉KH. Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), 
👉KH. Bisri Syansuri (Denanyar Jombang),
👉KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo), 
👉Kiai Cholil Harun (Rembang), 
👉Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), 
👉Kiai Hasan (Genggong Probolinggo),
👉Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo),
👉Kiai Abi Sujak (Sumenep),
👉Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), 
👉Kiai Usymuni (Sumenep), 
👉Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), 
👉Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), 
👉Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang),
👉Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).

*Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah.*

*Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan.*
*_Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai,_*
*_Syaikhona Kholil bangkalan adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya_ organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat (NU)._*

*_Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah (minta petunjuk kepada Allah), untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para pengikut ajaran ahlussunnah wal jama’ah._*

*Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ketangan Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan.*

*_Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU)._*

*Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama.*
*beliau2  orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya.*

_Salah satu pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta persetujuan Waliyullah tanah Jawa.  Yaitu Kanjeng Sunan Ampel._

_Wallahu a'lam bis sowab._

11 Tanda Orang yang Bahagia Dunia-Akhirat



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله سيدنا محمد

Setiap orang tentu ada yang merasa bahwa hidupnya bahagia dan senang, juga tak sedikit yang merasa hidupnya celaka dan sengsara. Untuk mengetahui yang mana golongan orang yang berbahagia dan yang mana golongan orang yang celaka tentu bisa terlihat dari kesehariannya.

Sebelas tanda orang yang bahagia, yaitu: 

1👉 pertama, senantiasa sederhana dalam urusan dunia dan senantiasa mencintai urusan akhirat, tidak terlalu berlebihan dan hanya secukupnya saja dalam hal duniawi, tidak meminta lebih dari sesuatu yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Orang tersebut lebih mencintai urusan akhirat dengan memperbanyak beribadah dan melakukan kebaikan dengan mengharap ridha dari Allah SWT, sehingga hatinya terasa tentram dan senang tanpa ada beban pikiran yang harus dikeluhkan.

2👉 Kedua, keinginannya hanya untuk beribadah dan membaca Al-Qur’an. Beribadah dalam hal ini tidak hanya melaksanakan haqqullah saja seperti shalat, tapi juga melaksanakan hak kepada sesama, seperti tolong menolong.

3👉 Ketiga, sedikit bicara dalam perkara yang tidak dibutuhkan. Secukupnya saja dalam berbicara, terkecuali jika memang pembicaraan itu sangat penting dan bermanfaat.

4👉 Keempat, senantiasa menjaga shalat lima waktu. Karena shalat sendiri merupakan tiang agama. Orang yang terbiasa menjaga shalatnya, maka secara otomatis ia telah menjaga kewajibannya agar tetap terlaksana dan tidak tertinggal.

5👉 Kelima, menjaga diri dari perkara yang haram dan perkara yang syubhat (belum jelas halal dan haramnya suatu perkara).

6👉 Keenam, bergaul dengan orang-orang saleh. Dalam kesehariannya, ia senantiasa bergaul dengan orang-orang yang cenderung berbuat baik, sehingga dirinya pun menjadi terbiasa melakukan perbuatan baik.

7👉 Ketujuh, bersikap tawadhu’ dan tidak sombong. Tidak sepatutnya manusia memiliki sifat sombong, karena semua yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah SWT, yang harus dijaga dan dipergunakan di jalan yang benar.

8👉 Kedelapan, memiliki sifat dermawan. Senang memberi sedekah kepada orang lain.

9👉 Kesembilan, penyayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Tidak mengganggu dan bahkan sampai menyiksa makhluk lain, justru selalu peduli dan melindungi makhluk tersebut.

10👉 Kesepuluh, bermanfaat untuk semua makhluk. Tidak membuat banyak masalah di sekitar lingkungannya, justru membantu menyelesaikan masalah dengan cepat dan tanggap. Juga senang memberi bantuan kepada orang lain.

11👉 Kesebelas, selalu ingat kematian. Ingat akan kematian bisa membuat seseorang rajin beribadah dan takut berbuat dosa, khawatir ketika sedang melakukan dosa tiba-tiba malaikat Izrail datang untuk mencabut nyawa.

Semoga bermanfaat
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله سيدنا محمد
والسلام عليكم ورحمة الله وبركات


MEMAHAMI HADIS PEREMPUAN SUMBER FITNAH, APA MAKSUDNYA?


*╔═••﷽••═════════╗*
   *📚N G A J I H A D I S T*
*╚═══════•••❀❦❀•••═╝*

 *_بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم_*   

 *_اللَّهُـــمّے صَلٌ علَےَ سـيدنامُحمَّـــدْوعــــلَےَ آل سيـــــــــــدنامُحمَّـــدْ_*

 *_اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً_* • *_اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي, وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ, وَ زِدْنِيْ عِلْمًا_*


➖➖➖➖➖➖➖

Sering kita dengar bahwa perempuan sumber fitnah bagi laki-laki. Perempuan itu penggoda, pembawa mala petaka, dan sumber dosa. Celakanya, anggapan ini kadang disertai dengan sikap menyalahkan dan mendiskreditkan perempuan. Seakan-akan semua kesalahan itu bersumber dari perempuan.

Memang ada banyak hadis yang menjelaskan perempuan itu fitnah. Bahkan, fitnah perempuan lebih berbahaya dari fitnah apa pun. Perempuan adalah rajanya fitnah. Dalam sebuah hadis,

*ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء .*

_“Tidak kutinggalkan sebuah fitnah yang lebih bahaya pada laki-laki dari pada seorang wanita.” (HR. Muttafaq Alaih)_

Tetapi, apakah hadis ini legal dibuat landasan untuk selalu ‘menyalahkan’ perempuan? Apakah hadis ini juga bisa dibuat landasan untuk menyamaratakan semua perempuan? Nah, di sinilah kita perlu mengkaji kitab-kitab para ulama.

Selain hadis di atas, dalil lain yang menyebut bahwa perempuan itu sumber fitnah paling berbahaya juga terekam dalam ayat-ayat Al-Quran. Misalnya ayat,

*زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ*

_“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,…” (QS. Ali Imran: 14)_

Dalam ayat ini, Allah menyebutkan banyak syahwat yang dapat mengelabui manusia. Perempuan adalah syahwat pertama yang disebutkan. Menurut Syaikh Ibnu Bathal, hal ini menunjukkan fitnah perempuan adalah yang paling berbahaya.

Terlebih, sebagian Ummahat al-Mu’minin (istri Rasulullah) pernah mengatakan, _“Termasuk kecelakaan bagi kita (perempuan) adalah kita disebut pertama kali dari semua syahwat.”_

Maksud fitnah dalam pembahasan ini adalah ujian (imtihan) dan musibah atau bencana (mihnah). Sebagaimana diceritakan, ketika Allah menciptakan perempuan, Iblis bahagia luar biasa. Iblis berkata sebagaimana dikutip oleh Imam al-Munawi dalam Faydl al-Qadîr, _“Kamu adalah separuh tentaraku, kamu tempat rahasiaku, dan kamu anak panahku yang jika aku lempar maka aku tidak akan pernah salah.”_

Ulama mencoba menganalisa, kenapa perempuan menjadi fitnah terbesar untuk laki-laki. Syaikh al-Mubarakfuri mengatakan dalam Tuhafah al-Ahwadzî, lumrahnya watak laki-laki itu menyukai perempuan, laki-laki melakukan perkara haram disebabkan perempuan, serta rela membunuh dan bermusuhan karena perempuan.

Bahaya paling ringan yang dilahirkan dari perempuan adalah cinta dunia. Laki-laki bekerja mencari harta sampai lupa pada Tuhannya. Bahkan kata Imam al-Qari, perempuan juga kadang membuat laki-laki benci pada agama.

Imam al-Munawi menyebutkan dalam kitab Taisir, fitnah perempuan itu ada dua: umum dan khusus. Fitnah yang umum adalah berlebihan meminta harta dan mencela laki-laki ketika tidak punya (fakir). Hal ini membuat laki-laki melakukan pekerjaan di luar kamampuannya dan membuatnya meninggalkan agama. Adapun fitnah yang khusus adalah membuat laki-laki terlalu mencinta dan berlebihan dalam menikmati kebersamaan sehingga lupa pada Tuhan.

Akan tetapi, tidak semua perempuan itu menjadi fitnah. Bahkan, sebagian perempuan adalah pelita jiwa. Syaikh al-Mubarakfuri mengatakan, perempuan itu memang fitnah, tapi tidak semua. Perempuan salehah adalah permata dunia.

Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani juga menegaskan dalam Fath al-Bârî, tidak semua perempuan itu fitnah. Bahkan ada perempuan yang menjadi sumber kebahagiaan. Hal ini diperkuat oleh hadis berikut:

*“من سعادة ابن آدم ثلاثة: المرأة الصالحة، والمسكن الصالح، والمركب الصالح. ومن شقاوة ابن آدم ثلاثة: المرأة السوء، والمسكن السوء، والمركب السوء*

_“Termasuk kebahagiaan anak Adam ada tiga; perempuan salehah; rumah bagus, dan kendaraan yang baik. Termasuk kehancuran anak Adam ada tiga; perempuan yang tidak salehah; rumah yang buruk, dan kendaraan yang jelek.” (HR. al-Hakim)_

Imam as-Subuki juga mengatakan, perempuan itu sumber fitnah dan mala petaka hanya jika melahirkan permusuhan dan fitnah. Tidak ada satu pun ulama yang mengatakan bahwa perempuan berperan mendatangkan fitnah karena dia seorang perempuan.

Bisa difahami, perempuan itu menjadi fitnah karena perbuatan dan kelakukannya. Bukan karena gendernya. Perempuan yang melanggar nilai-nilai agama, bisa menjadi fitnah. Perempuan yang taat beragama, bisa menjadi pendorong menuju surga.

*Menjadi Laki-Laki Tangguh*

Jika kita baca penjelasan para ulama, maka hadis “perempuan itu fitnah” khitabnya untuk laki-laki. Jika pada saat itu, orang yang menjadi lawan bicara nabi perempuan, maka akan berbeda pula. Artinya, Rasulullah mewanti-wanti pada kaum laki-laki jangan sampai berdosa gara-gara perempuan, pun begitu sebaliknya. Hal ini juga menunjukkan bahwa laki-laki memang sering berbuat dosa, maka dari itu Rasul mengingatkan.

Imam Ibnu Jauzi mengatakan dalam Kasyf al-Musykil, manusia memang memiliki banyak syahwat indrawi. Tetapi, manusia memiliki akal sebagai pengendali. Akal butuh taufiq (pertolongan Allah) agar tidak kalah.

Tentu taufiq itu harus kita usahakan. Misalnya, menjaga pandangan, tidak berduaan dengan lain mahram, dan meningkatkan spiritual. Semakin baik spiritual kita, semakin kuat keimanan kita. Karenanya, jika ada laki-laki berdosa, jangan hanya menyalahkan perempuan, laki-laki juga patut disalahkan.

Tetapi, masalah dosa ini tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Sebab, yang terpenting adalah kita semua tehindar dari dosa. Baik laki-laki atau perempuan. Sebab surga dan neraka tidak melihat gender. Yang banyak pahalanya, masuk surga. Yang banyak dosanya, masuk neraka.

Maka, kita perlu merenungi lagi hadis di atas. Hadis tersebut mengajak kepada para perempuan untuk menjadi perempuan salehah, sekaligus para laki-laki agar menjadi lelaki yang saleh.

*واللـــہ اعـلم بالصـــوابــــــ*

Qowaid alfiqh 1-10

QOWA’ID AL-FIQH 1-10


Sabda Rasulullah SAW. :


“انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى رواه البخارى


Artinya:
“Segala sesuatu tergantung pada niatnya, dan apa yang didapatkan ialah apa yang telah
diniatkan.” (HR. Bukhari).
Kaidah ke-1

الامور بمقاصدها

Segala sesuatu tergantung pada tujuannya.
Contoh kaidah:
Diwajibkannya niat dalam berwudhu, mandi, shalat dan puasa.
Penggunaan kata kiasan (kinayah) dalam talak. Seperti ucapann seorang suami kepada
istrinya: انت خالية (engkau adalah wanita yang terasing). Jika suami bertujuan
menceraikan dengan ucapannya tersebut, maka jatuhlah talak kepada istrinya, namun jika
ia tidak berniat menceraikan maka tidak jatuh talak-nya.
Kaidah ke-2

ما يشترط فيه التعين فالخطأ فيه مبطل


Sesuatu yang memerlukan penjelasan, maka kesalahan dalam memberikan penjelasan
menyebabkan batal. Contoh kaidah:
Seseorang yang melakukan shalat dhuhur dengan niat ‘ashar atau sebaliknya, maka
shalatnya tersebut tidak sah.
Kesalahan dalam menjelaskan pembayaran tebusan (kafarat) zhihar kepada kafarat qatl
(pembunuhan).
Kaidah ke-3

ما يشترط التعرض له جملة ولا يشترط تعيينه تفصيلا اذا
عينه واخطأ ضرَّ


Sesuatu yang memerlukan penjelasan secara global dan tidak memerlukan penjelasan
secara rinci, maka ketika kesalahan dalam penjelasan secara rinci membahayakan.
Contoh kaidah :
Seseorang yang bernama Gandung S.P. Towo niat berjamaah kepada seorang imam
bernama mbah Arief. Kemudian, ternyata bahwa yang menjadi imam bukanlah mbah Arief
tapi orang lain yang mempunyai panggilan Seger (Khoirul Mustamsikin), maka shalat
Gandung tidak sah karena ia telah berniat makmum dengan mbah Arief yang berarti telah
menafikan mengikuti Seger. Perlu diketahui, bahwa dalam shalat berjamah hanya
disyaratkan niat berjamaah tanpa adanya kewajiban menentukan siapa imamnya.
Kaidah ke-4


ما لا يشترط التعرض له جملة ولا تفصيلا اذا عينه واخطأ
لم يضر


Sesuatu yang tidak disyaratkan penjelasannya secara global maupun terperinci ketika
dita’yin dan salah maka statusnya tidaklah membahayakan.
Contoh kaidah :
Kesalahan dalam menentukan tempat shalat. Seperti kang Imam (pengelolah kantin) niat
shalat di Bejagung Semanding, padahal saat itu dia berada di Dermawu (suatu daerah yang
berada di Kecamatan Grabagan). Maka shalat kang Imam tidak batal karena sudah adanya
niat. sedangkan menentukan tempat shalat tidak ada hubungannya dengan niat baik secara
globlal atau terperinci (tafshil).
Kaidah ke-5

مقاصد اللفظ على نية اللافظ

Maksud sebuah ucapan tergantung pada niat yang mengucapkan.
Contoh kaidah :

Temon adalah seorang pria perkasa (berasal dari daerah Minongorejo Widang). Teman kita
yang satu ini konon katanya mempunyai seorang istri bernama Tholiq dan seorang budak
perempuan bernama Hurrah. Suatu saat, Temon berkata; Yaa Tholiq, atau Yaa Hurrah. Jika
dalam ucapan “Yaa Tholiq” Temon bermaksud menceraikan istrinya, maka jatuhlah talak
kepada istrinya, namun jika hanya bertujuan memanggil nama istrinya, maka tidak jatuh
talaknya. Begitu juga dengan ucapan “Yaa Hurrah” kepada budaknya jika Temon bertujuan
memerdekakan, maka budak perempuan itu menjadi perempuan merdeka. Sebaliknya jika
ia hanya bertujuan memanggil namanya, maka tidak menjadi merdeka.
Menambahkan lafal masyiah (insya Allah) dalam niat shalat dengan tujuan
menggantungkan shalatnya kepada kehendak Allah SWT. maka batal shalatnya. Namun
apabila hanya berniat tabarru’ maka tidak batal shalatnya, atau dengan menambahkan
masyiah dengan tanpa adanya tujuan apapun, maka menurut pendapat yang sahih,
shalatnya menjadi batal.
Kaidah ke-6

اليقين لا يزال بالشك

Keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh keraguan.
Contoh kaidah :
Seorang bernama Doel Fatah ragu, apakah baru tiga atau sudah empat rakaat shalatnya?
maka, Doel Fatah harus menetapkan yang tiga rakaat karena itulah yang diyakini.
Santri bernama Maid baru saja mengambil air wudhu di kolam depan komplek A PP. Putra
Sunan Bejagung. Kemudian timbul keraguan dalam hatinya; “batal durung yo..? kayane aku
nembe demek…” maka hukum thaharah-nya tidak hilang disebabkan keraguan yang
muncul kemudian.
seseorang meyakini telah berhadats dan kemudian ragu apakah sudah bersuci atau belum,
maka orang tersebut masih belum suci (muhdits).
Dibawah ini ialah kaidah yang esensinya senada dengan kaidah di atas:

ما ثبت بيقين لا يرتفع الا بيقين


Sesuatu yang tetap dengan keyakinan, maka tidak bisa dihilangkan kecuali dengan adanya
keyakinan yang lain.
Kaidah ke-7

الاصل بقاء ما كان على ما كان

Pada dasarnya ketetapan suatu perkara tergantung pada keberadaannya semula.
Contoh kaidah :
Seseorang yang makan sahur dipenghujung malam dan ragu akan keluarnya fajar maka
puasa orang tersebut hukumnya sah. Karena pada dasarnya masih tetap malam (al-aslu
baqa-u al-lail).
Seseorang yang makan (berbuka) pada penghujung siang tanpa berijtihad terlebih dahulu
dan kemudian ragu apakah matahari telah terbenam atau belum, maka puasanya batal.
Karena asalnya adalah tetapnya siang (al-ashl baqa-u al-nahr).
Kaidah ke-8

الاصل براة الذمة

hukum asal adalah tidak adanya tanggungan.
Contoh kaidah:
Seorang yang didakwa (mudda’a ‘alaih)melakukan suatu perbuatan bersumpah bahwa ia
tidak melakukan perbuatan tersebut. Maka ia tidak dapat dikenai hukuman, karena pada
dasarnya ia terbebas dari segala beban dan tanggung jawab. Permasalahan kemudian
dikembalikan kepada yang mendakwa (mudda’i).
Kaidah ke-9

الاصل العدم

Hukum asal adalah ketiadaan
Contoh kaidah :
Kang Khumaidi mengadakan kerjasama bagi hasil (mudharabah) dengan Bos Fahmi. Dalam
kerjasama ini Kang Khumaidi bertindak sebagai pengelola usaha (al-‘amil), sedangkan Bos
Fahmi adalah pemodal atau investornya. Pada saat akhir perjanjian, Kang Khumaidi
melaporkan kepada Bos Fahmi bahwa usahanya tidak mendapat untung. Hal ini diingkari
Bos Fahmi. Dalam kasus ini, maka yang dibenarkan adalah ucapan orang Bruna yang
bernama Kang Khumaidi, karena pada dasarnya memang tidak adanya tambahan (laba).

Tidak diperbolehkannya melarang seseorang untuk membeli sesuatu. Karena pada
dasarnya tidak adanya larangan (dalam muamalah).
Kaidah ke-10

الاصل فى كل واحد تقديره باقرب زمنه

Asal segala sesuatu diperkirakan dengan yang lebih dekat zamannya.
Contoh kaidah :
Mungkin karena kesal dengan seseorang wanita hamil yang kebetulan juga cerewet, maka
tanpa pikir panjang Ipin -cah Jiwan Wonosobo- memukul perut si wanita hamil tersebut.
Selang beberapa waktu si wanita melahirkan seorang bayi dalam keadaan sehat. Kemudian
tanpa diduga-duga, entah karena apa si jabang bayi yang imut yang baru beberapa hari
dilahirkan mendadak saja mati. Dalam kasus ini, Ipin tidak dikenai tanggungan (dhaman)
karena kematian jabang bayi tersebut adalah disebabkan faktor lain yang masanya lebih
dekat dibanding pemukulan Ipin terhadap wanita tersebut.
Seorang santri kelas II MDU bernama Soekabul alias Kabul Khan ditanya oleh teman
sekamarnya; “Kang Kabul, aku melihat sperma di bajuku, tapi aku tidak ingat kapan aku
mimpi basah. Gimana solusinya, Kang?”. Dengan PD-nya, karena baru saja menemukan
kaidah “al-aslu fi kulli wahidin taqdiruhu bi-aqrobi zamanihi” saat muthala’ah Kitab
Mabadi’ Awwaliyah, santri yang demen banget lagu-lagu Hindia ini spontan menjawab;
“Siro -red: kamu- wajib mandi besar dan mengulang shalat mulai sejak terakhir kamu
bangun tidur sampai sekarang.”

KAIDAH-KAIDAH USHUL FIQIH

Kaidah-kaidah Ushul Fiqh
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-1 
Segala sesuatu tergantung pada niatnya, dan apa yang didapatkan ialah apa yang telah diniatkan
(انما الاعمال بالنية وانما لكل امرئ ما نوى)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-2
Segala sesuatu tergantung pada tujuannya
(الامور بمقاصدها)
Contoh diwajibkannya niat dalam berwudhu, mandi, shalat dan puasa
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-3
Keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh keraguan
(اليكين لايزال بالشك)
Contoh Jika seseorang yakin dirinya telah berhadats dan ragu apakah ia telah bersici atau belum, maka orang tersebut masih belum bersuci
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-4
Pada dasarnya ketetapan suatu perkara tergantung pada keberadaan semula
(الاصل بقاء ماكان على ماكان)
Contoh, Jika seseorang makan sahur di penghujung malam dan ragu akan kekuarnya fajar maka orang puasa orang tersebut hukumnya sah. karena pada dasarnya masih tetap malam. dan sebaliknya jika seseorang berbuka pada penghujung siang tanpa berijtihad (melakukan upaya untuk mencari kebenaran) terlebih dahulu dan kemudia ragu apakah matahari telah terbenam atau belum, maka puasanya batal. karena asalnya adalah tetapnya siang.
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-5
Kesulitan akan menarik kepada kemudahan
(المشقة تجلب التيسير)
Contoh, Jika seseorang yang karena suatu hal, sakit parah misalnya, merasa kesulitan untuk menggunakan air dalam berwudhu, maka ia diperbolehkan bertayammum.
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-6
Kondisi darurat memperbolehkan sesuatu yang semula dilarang
(الضرورة تبيح المحظورات)
Contoh, Diperbolehkan melafadzkan kalimat kufur karena terpaksa
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-7
Menolak mafsadah didahulukan daripada mengambil kemaslahatan
(درء المفاسد مقدم على جلب المصالح)
Contoh, Berkumur dan menghisap air kedalam hidung ketika berwudhu' merupakan sesuatu yang disunnahkan, namun dimakruhkan bagi orang yang berpuasa karena untuk menjaga masuknya air yang dapat membatalkan puasa.
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-8:
Hukum adat dapat dijadikan hukum
(العادة محكمة)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-9
Sesuatu yang memerlukan penjelasan, maka kesalahan dalam memberikan penjelasan menyebabkan batal.
(ما يشترط فيه التعين فالخطاء فيه مبطل)
Contoh dalam kaidah ini yakni seseorang yang melakukan shalat dhuhur dengan niat 'ashar atau sebaliknya, maka shalatnya tersebut tidak sah atau kesalahan dalam menjelaskan pembayaran tebusan (kafarat) zhihar kepada kafarat qatl (pembunuhan)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-10
Sesuatu yang dalam keadaan lapang maka hukumnya menjadi sempit
(الاشياء اذا اتسع ضاقت)
Contoh dalam kaidah ini yakni, sedikit gerakan dalam shalat karena adanya gangguan masih ditoleransi, sedangkan bergerak tanpa adanya kebutuhan tidak diperbolehkan
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-11 
Bahaya tidak dapat dihilangkan dengan bahaya lainnya
(الضرر لايزال بالضرر)
Contoh dalam kaidah ini misalnya terdapat dua orang yang sedang kelaparan, dan keduanya sangat membutuhkan makanan untuk meneruskan hidupnya, maka kedua-duanya tidak diperbolehkan mengambil sesuatu (misalnya makanan) milik salah satu dari mereka karena dapat membahayakan yang lainnya, karena kedua-duanya mengalami nasib yang sama, yakni kelaparan.
Baca juga Macam-Macam Paradigma Sosiologi
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-12
Hukum gugur karena sesuatu yang syubhat
(الحدود تقسط بالشبهات)
Contoh dalam kaidah ini jika ada seseorang yang mengambil barang yang disangka sebagai miliknya, atau milik bapaknya, atau milik anaknya, maka orang tersebut tidak dikenai had.
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-13
Sesuatu yang karena diwajibkan menjadi tidak sempurna kecuali dengan keberadaannya, maka hukumnya wajib
 (مالا يتم الواجب الا به فهو واجب)
Contoh kaidah, Wajib membasuh bagian lengan atas dan betis pada saat membasuh lengan dan kaki.
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-14
Keluar dari perbedaan pendapat hukumnya sunnat (mustahab)
(الخروج من الخلاف مستحب)
Contoh kaidah, Disunnahkan menggosok (dalk) bagian ketika bersuci dan memeratakan air ke kepala dengan mengusapkannya, dan tujuan keluar dari khilaf dengan Imam Malik berpendapat bahwa dalk dan isti'ab al-ro'sy (meneteskan kepala dengan air) adalah wajib hukumnya.
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-15
Keringanan hukum tidak bisa dikaitkan dengan maksiyat
(الرخصة لاتناط بالمعاصى)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-16
Sesuatu yang banyak aktifitasnya, maka banyak pula keutamaannya
(ماكان اكثر فعلا كان اكثر فضلا)
Baca Juga Perbedaan Kaidah Ushul dan Kaidah Fikih
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-17
Jika tidak mampu mengerjakan keseluruhan maka tidak boleh meninggalkan semuanya
(مال يدرك كله لايترك كله)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-18
Sesuatu yang mudah tidak boleh digugurkan dengan sesuatu yang sulit
(الميسور لابسقط بالمعسور)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-19
Sesuatu yang haram untuk dikerjakan maka haram pula mencarinya
(ما حرم فعله حرم طلبه)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-20
Sesuatu yang haram diambil, maka haram pula memberikannya
(ما حرم اخذه حرم اعطاؤه)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-21
Kebaikan yang memiliki dampak banyak lebih utama daripada yang manfaatnya sedikit (terbatas)
(الخير المتغدي افضل من القاصر)
Kaidah Ushul Fiqh yang ke-22
Hukum itu berputar beserta illatnya, baik dari sisi wujudnya maupun ketiadaan illatnya.
(الحكم يدور مع العلة وجودا وعدما)

Sholawat Jibril

 

Shalawat Jibril : Ijazah dari Kiai Khalil dan Kiai Ihya



Bismillaahir rahmaanir rahiim. Shalawat Jibril adalah salah satu shalawat yang sangat dikenal. Lafadz shalawat yang diijazahkan banyak ulama ini sangat pendek. Bahkan - paling pendek di antara yang lainnya. Tetapi namanya dahsyat, Shalawat Jibril. Lafadznya :


صَلَّى الله عَلَى مُحَمَّدْ


“Shallallaah ‘ala Muhammad”.


Kiai Kholil Bisri dalam buku kumpulan Ijazah shalawat beliau [1] mengatakan, “(Shalawat ini) biasa dipakai sebagai wiridan rutin sebanyak 1000 (seribu) kali oleh para Kiai kuno. Untuk membuka jalan memperoleh berkah dalam segala upaya. Bisa dibaca sekaligus 1000 kali dan bisa dicicil sehabis shalat maktubah (shalat 5 waktu) 200 kali.


Untuk mempercepat ijabah bagi hajat mendesak, dibaca 1000 x dalam 1 majelis (1 kali duduk, tidak boleh berhenti). Dilakukan setelah shalat hajat 2 rakaat, yang sebaiknya, didirikan tengah malam.


Setelah selesai membaca 1000 X lalu membaca do’a tawassul :


أَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ وَأَتَوَجَّهٗ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدْ, نَبِيِّ الرَّحْمَةْ. يَا سَيِّدِيْ يَا مُحَمَّدْ إِنِّيْ أَتَوَسَّلُ بِكَ إلٰى رَبِّيْ فَشَفِّعْهُ فِيَّ لِقَضَاءِ حَاجَاتِيْ, وَهِيَ


Allahumma innii as-aluka, wa-atawajjahu ilayka, bihabiibika Muhammad, Nabiyyir rohmah. Yaa Sayyidii yaa Muhammad, inii atawassalu bika ilaa robbii, fasyaffi’hu fiy liqadhaa-i haajatii. Wahiya…. (disebutkan hajatnya)


Jika hajat anda –dirasakan- sulit dijangkau menurut ukuran kemampuan anda maka shalawat tersebut dibaca sebanyak 15.000 kali, dengan tata cara seperti di atas Setelah selesai, baca pula do’a tawassul”.


Demikian ijazah Kiai Kholil Bisri yang telah diijazahkan secara umum ini.


mengapa shalawat ini diberi nama Shalawat Jibril. Kembali dalam Buku Salawat Gembolan, Kiai Kholil Bisri menceritakan bahwa, ketika Allah menciptakan Siti Hawa, Allah memberi rasa ketertarikan kepada Nabi Adam terhadap Ibu Hawa


Namun, ketika Nabi Adam ‘Alaihis salam hendak mendekati atau dalam bahasa lain “mengulurkan tangan mungkin maksudnya menyentuh” Ibu Hawa, Allah melarang beliau. Allah melarang beliau menyentuh ibu Hawa sebelum memberi mahar kepadanya.


Ternyata mahar itu berupa bacaan shalawat Malaikat Jibril ‘Alaihis Salamdiperintah oleh Allah ta’ala untuk mentalqin bacaan shalawat itu kepada Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Karena itulah ijazah shalawat yang agung ini dinamakan Shalawat Jibril. Shalawat dari Yang Maha Mulia, ditalkinkan oleh Malaikat yang mulia, dan diterima oleh Manusia mulia.


Wallahu'alam

PENJELASAN SINGKAT TENTANG MAKNA “ADAB"

 


Kata “adab” termasuk kata yang sulit untuk ditafsirkan dengan penafsiran yang mencakup. Sehingga kita dapati para ulama berbeda-beda dalam menafsirkannya.


Terkadang kata “adab” dimaksudkan dengan syair-syair arab dan sastra arab yang bernilai tinggi. Oleh karena itu kalau kita masuk di perpustakaan kitab-kitab arab, pada bagian “kitab adab” akan kita dapati kitab-kitab syair, balaghoh dan yang lainnya dari kitab-kitab sastra arab


Terkadang pula diinginkan dengan “adab” adalah akhlaq-akhlaq yang mulia. Dan makna inilah yang biasa dimaksudkan dalam istilah Syar’i.


🔸 Berkata Al-Munawi ketika mensyarh hadits:


«أدبني ربي فأحسن تأديبي»  


“Adab adalah apa-apa yang ada pada jiwa berupa akhlaq yang terpuji dan ilmu yang diusahakan.” [Faidhul Qodir: 1/ 224-225]


🔸 Al-Jurjani dalam “Ta’rifat” mengatakan: “Adab adalah ibarat dari sesuatu yang dengannya seseorang terhalangi dari berbagai macam kesalahan.”


Sehingga ketika dikatakan “Adab seorang hakim” maka maknanya adalah terus menerusnya dia diatas perkara yang diserukan oleh syareat berupa penegakan keadilan, penghapusan kedzoliman dan meninggalkan sikap berat sebelah dalam menetapkan.


🔢 “Adab” dalam istilah syar’I ini ada 4 martabat:

-  Adab terhadap Alloh

-  Adab terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam

-  Adab terhadap sesama makhluq

-  Adab terhadap diri sendiri


Masing masing martabat ini tentunya butuh penjabaran yang luas. Namun secara globalnya sbb:


1⃣ Untuk martabat 1, yaitu adab seorang hamba terhadap Alloh


Ibnul qoyyim berkata:

“Adab terhadap Alloh ada tiga macam:


✒Pertama: menjaga dalam ber-muamalah dengan Alloh agar tidak tercampuri dengan perkara-perkara yang buruk.


✒Kedua: menjaga hati dari berpaling kepada selain-Nya.


✒Ketiga: menjaga keinginan dari hal-hal yang menyebabkan kemurkaan Alloh kepadanya.”


🔵Beliau juga mengatakan:


ولا يستقيم لأحدٍ قط الأدب مع الله إلا بثلاثة أشياء: معرفته بأسمائه وصفاته، ومعرفته بدينه وشرعه وما يُحب وما يكره، ونفسٌ مستعدة قابلة متهيئة لقبول الحق علمًا وعملاً.


“Tidaklah seorangpun akan lurus adabnya terhadap Alloh kecuali dengan tiga perkara:

📌Pengetahuan terhadap Nama-nama dan sifat-sifatnya.


📌Pengetahuan terhadap agama dan syareat-Nya serta apa-apa yang Dia cintai dan Dia benci.


📌Jiwa yang siap untuk menerima kebenaran baik secara keilmuan maupun pengamalan. [Lihat: Madarijussalikin]


2⃣ Martabat 2: Adab terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam


Ibnul qoyyim berkata:

“Adapun adab terhadap Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam maka Al-qur’an penuh dengan (penjelasan) tentangnya. Pokok utama adab terhadap beliau adalah: kesempurnaan penerimaan terhadap beliau, dan tunduk terhadap perintah beliau, mensikapi khobar beliau dengan penerimaan dan pembenaran tanpa membantah baik dengan akal atau dengan keragu-raguan atau dengan mendahulukan pemikiran2 seseorang atas (apa-apa yang datang dari beliau)…..


Dan diantara adab terhadap rosul adalah: tidak mendahului beliau dengan perintah maupun larangan, tidak pula pengizinan maupun perbuatan sampai beliau memerintahkan atau melarang atau mengizinkan, sebagaimana firman Alloh:


﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ﴾


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Sami’ ( Maha Mendengar) lagi ‘Alim (Maha Mengetahui).” [Al-Hujurot: 1]


[Lihat Madarijussalikin 1/ 387-selesai]


3⃣ Martabat 3: Adab terhadap sesama makhluq


Ibnul qoyyim berkata: “Adapun adab terhadap makhluk yaitu bermuamalah terhadap mereka dengan hal-hal yang pantas, sesuai dengan perbedaan martabat mereka. Masing-masing martabat ada adabnya secara khusus; bersama kedua orang tua ada adab khusus, dan bapak ada adab khusus berkaitan dengannya, bersama seorang ‘alim ada adab yang lain, bersama penguasa ada adab tersendiri yang sesuai dengannya, bersama tamu ada adab tersendiri yang berbeda dengan adab ketika bersama keluarga. Juga pada setiap keadaan ada adabnya; adab untuk makan……dst


💎Kemudian beliau mengatakan:


«وأدب المرء عنوان سعادته وفلاحه، وقلة أدبه عنوان شقاوته وبَواره … »


“Adab seseorang merupakan alamat kebahagiaan dan keberuntungan. Dan sedikitnya adab merupakan alamat kecelakaan dan keburukannya….


Beliau juga mengatakan: “Diantara hak-hak sesama makhluk yaitu tidak adanya penyia-nyiaan dalam menunaikan hak-hak mereka, tidak pula tenggelam di dalamnya, dimana dia sibuk (untuk menunaikan hak-hak makhluk) sehingga (lalai) dari hak-hak Alloh, atau tersibukkan dari penyempurnaan (dalam menunaikan hak-hak Alloh tersebut), atau (tersibukkan) dari kemaslahatan agama dan hatinya…..[lihat Madarijussalikin: 1/ 390- selesai]


4⃣ Martabat 4: Adab terhadap diri sendiri


Hal ini juga bermacam-macam. Termasuk adab seseorang terhadap dirinya adalah: pembersihan jiwa dan memperbaikinya, muhasabah dan menundukkannya untuk melakukan ketaatan dan akhlak terpuji serta terus menerus berusaha untuk menetapi adab-adab syar’i.


Inilah adab-adab islamiyyah secara global yang kita berharap semoga Alloh memberikan taufiq kepada kita untuk bisa berhias dengannya.


Orang yang paling sempurna adabnya adalah orang yang menggabungkan antara ilmu dan amal. Sehingga para nabi dan rosul merupakan teladan tertinggi dalam masalah ini. Kemudian mereka-mereka yang menjadi pewaris para nabi, yaitu para ulama.


Dari sini kita ketahui kenapa para salaf sangat bersemangat untuk rihlah dan duduk menimba ilmu secara langsung di sisi para ulama dan tidak mencukupkan dengan kitab?? Ya, karena dengannya seseorang bisa mengambil adab para ulama yang merupakan pencerminan dan pengamalan ilmu yang ada pada mereka.


Wallohul muwaffiq.


Cek Ongkir/pengiriman

Jam

Tanggal

cek