Terlanjur Menjadi Tokoh



Diantara kita, pasti ada yang punya cita-cita untuk memperbaiki keadaan masyarakat, dengan menjadi tokoh, figur, atau pemimpin. Ini tentu adalah cita-cita yang baik, dan sangat ditekankan di dalam Islam. Hanya saja, kita tetap harus berharti-hati. Niat yang baik yang disusul dengan upaya yang baik, sama sekali tidak menjamin diri kita akan menjadi orang yang baik selamanya.

Islam menyatakan bahwa siapa saja yang berniat memperbaiki masyarakat, seharusnya ia terlebih dahulu memperbaiki dirinya sendiri. Mulailah upaya itu dari sekarang, dan jangan ditunda-tunda. Jika kita menunda-nunda, kita akan terjebak ke dalam situasi di mana kita terlanjur menjadi tokoh. Di saat itu, masyarakat mengagumi dan menjadikan kita sebagai orang yang terpercaya. Padahal, diri kita sendiri belumlah benar.

Banyak di antara kita yang memiliki tekad sekaligus amanah untuk memperbaiki masyarakat. Sebagian dari kita malah sudah memiliki "gelar" ustadz, aktivis, intelektual, atau tokoh di tengah-tengah masyarakat.

Akan tetapi, agama mewanti-wanti kita untuk berhati-hati dengan persepsi tokoh yang melekat pada diri kita tersebut. Bukannya merupakan tanda kebaikan, posisi dan ketokohan kita itu malah menjadi indikasi sangat buruknya posisi kita di hadapan Allah. Itu akan terjadi manakala kita sebenarnya tidak memiliki kelayakan atau kapasitas untuk menjadi tokoh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kesuwun pun mampir

Cek Ongkir/pengiriman

Jam

Tanggal

cek