“Amalan yang paling sulit untuk diamalkan itu ada empat, yaitu :
(1) Memberi maaf ketika marah,
(2) Bermurah hati ketika sulit,
(3) Iffah (memelihara diri dari yang haram) ketika sendirian, dan
(4) Mengatakan kebenaran baik kepada orang yang disegani maupun orang yang mengharapkannya.” (Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra).
Meskipun dalam melaksanakan hal-hal tersebut pasti akan sulit, tapi ingat bahwa setelah kesulitan ada kemudahan. Kita meski berusaha melakukannya dengan sepenuh hati.
Dalam ungkapan sayyidina Ali bin Abu Thalib ra diatas, empat amalan yang paling sulit untuk diamalkan adalah sebagai berikut :
Memberi maaf saat marah
Meskipun Rasulullah telah menasihati kita dengan bersabda,
“Janganlah marah maka bagimu surga.” (HR. At-Thabrani) Tapi kemarahan terkadang disebabkan oleh berbagai hal yang tidak kita prediksi ataupun tidak sesuai dengan harapan kita. Namun seringkali kemarahan kita disebabkan oleh ulah seseorang. Maka, janganlah kemarahan kita berlarut terlalu lama dan menjadikan diri kita sebagai pendendam. Lebih baik untuk segera memaafkannya, meskipun itu adalah hal yang berat.
Allah berfirman :
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah : 263).
Memberi maaf itu akan memperteguh jiwa. Dan orang yang pemaaf akan mendapatkan kemuliaan. Rasulullah bersabda:
“Allah tidak menambahkan pada hamba yang memaafkan melainkan kemuliaan.” (HR. Muslim).
Bermurah hati ketika sulit
Keadaan yang sulit pasti akan membuat kita untuk memerdulikan diri sendiri. Dan kebanyakan orang merasa pantas bahwa dirinya tidak perlu bersedekah karena dalam keadaan yang sulit. Padahal bersedekah dalam keadaan sulit merupakan sedekah yang utama. Diriwayatkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang sedekah yang paling afdol. Lalu Rasulullah menjawab, “Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR An-Nasa’i).
Allah tidak menerima banyaknya sedekah yang kita keluarkan, sebab pada hakikatnya semuanya adalah milik Allah, hanya Allah lah yang Maha Kaya. Allah hanya menerima keikhlasan dan ketakwaan orang yang bersedekah. Maka Rasulullah pun pernah bersabda :
“Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham.” Kemudian, muncul pertanyaan, “Bagaimana bisa, wahai Rasulullah?” Beliau pun menjelaskan, “Ada seseorang yang mempunyai dua dirham, lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada juga seseorang yang hartanya banyak sekali, lalu mengambil seratus ribu dirham dari kantongnya untuk disedekahkan.” (HR. An-Nasa’i).
Maka, keadaan sempit bukanlah alasan bagi kita untuk tidak bersedekah. Sebab Rasulullah bersabda : “Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.” (HR. Bukhari).
Menjaga diri dari yang haram disaat sendiri
Poin pertama keimanan adalah percaya bahwa Allah itu wujud, dan Allah itu Rabb alam semesta. Dan juga percaya bahwa Allah itu memiliki nama-namaNya yang 99 itu. Jadi, harus kita yakini bahwa Allah itu Maha Mengetahui. Ditambah dengan poin kedua, yaitu percaya bahwa ada malaikat-malaikat dan tugas-tugasnya. Maka orang beriman itu harus percaya terdapat malaikat yang selalu berada di sisi kita, untuk mengawasi setiap perbuatan kita.Maka, orang yang beriman dalam kesendiriannya pun harus mengingat Allah.
Dikatakan bahwa menjaga diri dari hal haram adalah suatu yang sulit sebab, terkadang suatu yang haram itu yang diinginkan oleh nafsu kita. Melawan hawa nafsu dan juga bisikan setan sekaligus bukanlah perkara yang mudah. Dalam sejarah disebutkan contohnya seperti, kisah Nabi Yusuf yang diajak berzina oleh wanita cantik namun menolaknya sebab takut pada Allah.
Berkata benar di depan orang yang disegani
Bagi seorang mukmin, sudah sepantasnya untuk kita memiliki sifat jujur. Rasulullah bersabda : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari). Berkata benar di depan orang yang disegani merupakan hal yang sulit. Tapi bisa kita lakukan jika kita menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang kita takuti. Dan meyakini bahwa dengan diamnya diri kita (menyimpan kebenaran) sama saja dengan mendukung kemungkaran, dan siksa Allah lebih pedih.
Kak, yuk kita maksimalkan untuk terus beramal shalih. Meskipun terkadang berat kita rasakan, tapi pasti Allah berikan kemudahan untuk kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kesuwun pun mampir