TAISIR AL-KHALLAQ FI ILMI AL-AKHLAQ
Karangan
HAFIDH HASAN AL MAS’UDIY
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
MUQADDIMAH
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﻟﺨﻼﻕ ، ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻤﺒﻌﻮﺙ ﻟﺘﺘﻤﻴﻢ ﻣﻜﺎﺭﻡ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻣﺎ ﺟﺮﻯ ﻗﻠﻢ ﺍﻟﺘﻠﺨﻴﺺ ﻭﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻻﻭﺭﺍﻕ
Segala puji bagi Allah Yang Maha Mulia Lagi Maha Pecipta. Dan rahmat dan sejahtera kepada Penghulu kita Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia dan rahmat dan sejahtera juga buat keluarga dan sahabatnya selama mengalirnya pena dalam meringkas dan menjelaskan di lembaran-lembaran kertas.
ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ ﻓﻬﺬﺍ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﻭﺿﻌﺘﻪ ﻟﻄﻼﺏ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻻﻭﻟﻰ ﺍﻷﺯﻫﺮﻳﺔ ﻭﺳﻤﻴﺘﻪ ﺗﻴﺴﻴﺮ ﺍﻟﺨﻼﻕ ﻓﻰ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﻓﻘﻠﺖ ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﺼﻤﺔ ﻭﺑﻴﺪﻩ ﺍﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﻨﻌﻤﺔ
Adapun kemudian, maka ini adalah ringkasan pada Ilmu Akhlaq Diniyah yang saya buat untuk para Pelajar Tahun Pertama Al-Azhar dan saya namakan TAISIRUL KHALLAQ FI ‘ILMI AL AKHLAQ, maka saya ucapkan : “Dan dengan Allah itu pemeliharaan dan dengan kekuasaan-Nya penyempurnaan nikmat.
ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﻗﻮﺍﻋﺪ ﻳﻌﺮﻑ ﺑﻬﺎ ﺻﻼﺡ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﺤﻮﺱ ﻭﻣﻮﺿﻮﻋﻪ ﺍﻻﺧﻼﻕ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻟﺘﺤﻠﻰ ﺑﻤﺤﺎﺳﻨﻬﺎ ﻭﺍﻟﺘﺨﻠﻰ ﻋﻦ ﻗﺒﺎﺋﺤﻬﺎ ﻭﺛﻤﺮﺗﻪ ﺻﻼﺡ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﺤﻮﺍﺱ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻟﻔﻮﺯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺮﺍﺗﺐ ﻓﻰ ﺍﻻﺧﺮﺓ
ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ
Ilmu Akhlaq adalah pegertian dari kaedah-kaedah (aturan-aturan) memperbaiki hati dan semua anggota.
Subjeknya membicarakan budi pekerti dari segi berhias dengan kebaikan-kebaikan dan mengosongkan keburukan-keburukan.Tujuannya baik hati dan seluruh panca indra di dunia dan kemenangan dengan tinggi kedudukan di akhirat.
Pengarang
TAQWA
ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻫﻰ ﺍﻣﺘﺜﺎﻝ ﺍﻭﺍﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ، ﻭﺍﺟﺘﻨﺎﺏ ﻧﻮﺍﻫﻴﻪ ﺳﺮﺍ ﻭﻋﻼﻧﻴﺔ ، ﻓﻼ ﺗﺘﻢ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺘﺨﻠﻰ ﻋﻦ ﻛﻞ ﺭﺫﻳﻠﺔ ، ﻭﺍﻟﺘﺤﻠﻰ ﺑﻜﻞ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﻓﻬﻲ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﺍﻟﺬﻱ ﻣﻦ ﺳﻠﻜﻪ ﺍﻫﺘﺪﻯ ، ﻭﺍﻟﻌﺮﻭﺓ ﺍﻟﻮﺛﻘﻰ ﺍﻟﺘﻲ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻤﺴﻚ ﺑﻬﺎ ﻧﺠﺎ
Taqwa: Menuruti segala perintah Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar serta menjauhi laranga-Nya secara tersembunyi dan terang-terangan, maka tidak sempurna Taqwa kecuali dengan mengosongkan semua keburukan dan menghiasi kebaikan-kebaikan. Taqwa ialah suatu jalan seseorang yang menempuhnya akan terpetunjuk dan tali yang kuat siapa saja yang memegangnya akan selamat.
ﻭﺍﺳﺒﺎﺑﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﺓ
Sebab-sebab Taqwa sangat banyak.
ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻼﺣﻆ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺃﻧﻪ ﻋﺒﺪ ﺫﻟﻴﻞ ، ﻭﺃﻥ ﺭﺑﻪ ﻗﻮﻱ ﻋﺰﻳﺰ ، ﻭﻻ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻠﺬﻟﻴﻞ ﺃﻥ ﻳﻌﺼﻰ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﻷﻥ ﻧﺎﺻﻴﺘﻪ ﺑﻴﺪﻩ
Diantaranya : manusia memperhatikan bahwa dia hamba yang hina. Dan Tuhannya maha kuat dan perkasa, tentu tidak layak bagi yang hina mendurhakai yang maha perkasa karena ubun-ubunnya dalam kekuaasan-Nya
.
ﺍﻟﻨﺎﺻﻴﺔ ﻓﻰ ﺍﻻﺻﻞ ﻣﻘﺪﻡ ﺍﻟﺮﺃﺱ ، ﺃﻭ ﺷﻌﺮ ﺍﻟﻤﻘﺪﻡ ﺍﻃﻠﻖ ﻭﺃﺭﻳﺪ ﻫﻨﺎ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﺑﺘﻤﺎﻣﻪ
Nasiyah : Ubun-ubun, pada dasarnya di pakai untuk bagian depan kepala atau rambut depan dan yang dimaksud disini sosok sempurna.
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﺘﺬﻛﺮ ﺇﺣﺴﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﺣﻮﺍﻝ ﻭﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻛﺬﻟﻚ ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﺃﻥ ﺗﺠﺤﺪ ﻧﻌﻤﺘﻪ
Diantaranya : Mengingat kebaikan Allah kepadanya dalam segala hal, dan barangsiapa yang ada demikian tentu tidak sepatutnya dia mengingkari nikmat-Nya.
ﺗﺠﺤﺪ ﺑﻨﻌﻤﺘﻪ : ﺗﻨﻜﺮ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻬﺎ
Mengingkari nikmat-Nya : Mengingkari beserta mengetahui dengannya
.
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﺘﺬﻛﺮ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻷﻥ ﻣﻦ ﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﺳﻴﻜﻮﻥ ، ﻭﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺃﻣﺎﻣﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺑﻌﺜﻪ ﺫﻟﻚ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺔ ﺣﺴﺐ ﺍﻹﺳﺘﻄﺎﻋﺔ ، ﻭﻣﻦ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺔ ﻣﺴﺎﻋﺪﺓ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺍﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺑﻌﻴﻦ ﺍﻟﻌﻄﻒ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﺧﺼﻮﺻﺎ ﺇﺫﺍ ﺳﺒﻖ ﻣﻨﻬﻢ ﺇﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻴﻪ
Diantaranya : Mengingat mati, seseorang yang menyadari bahwa dia akan mati tiada di hadapannya selain Surga dan Neraka niscaya tergeraklah dirinya melakukan amal-amal baik semampunya, diantara perbuatan baik adalah menolong sesama Muslim, memandang mereka dengan pandangan lemah lembut, dan kasih sayang lebih-lebih lagi bila mereka lebih duluan berbuat baik
.
ﻭﺃﻣﺎ ﺛﻤﺮﺗﻬﺎ ﻓﺴﻌﺎﺩﺓ ﺍﻟﺪﺍﺭﻳﻦ
Buah Taqwa: Bahagia di dua negeri (dunia dan akhirat).
ﺃﻣﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﺎﺭﺗﻔﺎﻉ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻭﺟﻤﺎﻝ ﺍﻟﺼﻴﺖ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻛﺘﺴﺎﺏ ﺍﻟﻤﻮﺩﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ، ﻷﻥ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻳﻌﻈﻤﻪ ﺍﻷﺻﺎﻏﺮ ، ﻭﻳﻬﺎﺑﻪ ﺍﻷﻛﺎﺑﺮ ، ﻭﻳﺮﺍﻩ ﻛﻞ ﻋﺎﻗﻞ ﺃﻧﻪ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﺑﺎﻟﺒﺮ ﻭﺍﻹﺣﺴﺎﻥ
Adapun di dunia : Orang taqwa terangkat derajat, harum nama dan sebutan dan memperoleh kasih sayang dari manusia, karena orang taqwa dibesarkan oleh orang-orang kecil dan disegani orang-orang besar, orang berakal melihat orang taqwa lebih cocok dengan kebaikan dan berbuat baik
.
ﻭﺃﻣﺎ ﻓﻰ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﺎﻟﻨﺠﺎﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﺍﻟﻔﻮﺯ ﺑﺪﺧﻮﻝ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﻛﻔﻰ ﺍﻟﻤﺘﻘﻴﻦ ﺷﺮﻓﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻴﻬﻢ
Dan adapun di akhirat : Orang taqwa selamat dari neraka, kemenangan dengan masuk surga, mencukupilah kemuliaan atas orang bertaqwa sesuai Firman Allah :
ﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻣَﻊَ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﭐﺗَّﻘَﻮﺍْ ﻭَّﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫُﻢ ﻣُّﺤۡﺴِﻨُﻮﻥَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”(An-Nahl : 128)
ADAB GURU
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻤﻌﻠﻢ
ﺍﻟﻤﻌﻠﻢ ﺩﻟﻴﻞ ﺍﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻪ ﻛﻤﺎﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﻠﻮﻡ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﺭﻑ ﻓﻴﺸﺘﺮﻁ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺫﻭﻯ ﺍﻷﻭﺻﺎﻑ ﺍﻟﻤﺤﻤﻮﺩﺓ ، ﻷﻥ ﺭﻭﺡ ﺍﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﺿﻌﻴﻔﺔ ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﺇﻟﻰ ﺭﻭﺣﻪ ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﺗﺼﻒ ﺍﻟﻤﻌﻠﻢ ﺑﺄﻭﺻﺎﻑ ﺍﻟﻜﻤﺎﻝ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﺍﻟﻤﻮﻓﻖ ﻛﺬﻟﻚ
Guru adalah penuntun murid untuk menyempurnakan ilmu dan makrifat. Syarat menjadi guru memiliki sikap terpuji sebab ruh murid masih lemah dibandingkan gurunya, apabila guru bersifat sempurna, murid akan menyesuaikan diri dengan gurunya.
ﻓﺈﺫﻥ ﻻ ﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﻘﻴﺎ ﻣﺘﻮﺍﺿﻌﺎ ﻟﻴﻦ ﺍﻟﺠﺎﻧﺐ ﻟﺘﻤﻴﻞ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﺘﺴﺘﻔﻴﺪ ﻣﻨﻪ ، ﻭﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺣﻠﻴﻤﺎ
ﻭﻗﻮﺭﺍ ﻟﻴﻘﺘﺪﻯ ﺑﻪ ﻭﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺫﺍ ﺭﺣﻤﺔ ﻟﻠﺘﻼﻣﻴﺬ ﺷﻔﻴﻘﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻟﺘﻌﻈﻢ ﺭﻏﺒﺘﻬﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻠﻘﻴﻪ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﺃﻥ ﻳﻨﺼﺤﻬﻢ ﻭﻳﺆﺩﺑﻬﻢ ﻓﻴﺤﺴﻦ ﺗﺄﺩﻳﺒﻬﻢ ﻭﺃﻻ ﻳﻜﻠﻔﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﺼﺮ ﻋﻨﻪ ﺇﺩﺭﺍﻛﺎﺗﻬﻢ
Maka seorang guru mestinya bertaqwa, tawadhu’ (merendahkan diri), lemah lembut, agar murid simpatik padanya, maka akan bermanfaat untuk murid tersebut, seorang guru juga harus bijaksana, sopan santun supaya murid mengikutinya, disamping itu harus ada rasa kasih sayang pada murid agar menyukai apa yang diajarkan, dan gurupun selalu menasehati dan mendidik kesopanan serta memperbaiki adab muridnya dan tidak membebankan mereka suatu pemahaman yang tidak mampu mereka pikirkan.
ADAB MURID
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻤﺘﻌﻠﻢ
ﻟﻠﻤﺘﻌﻠﻢ ﺁﺩﺍﺏ ﻓﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺁﺩﺍﺏ ﻣﻊ ﺃﺳﺘﺎﺫﻩ ﻭﺁﺩﺍﺏ ﻣﻊ ﺇﺧﻮﺍﻧﻪ
Untuk murid ada beberapa adab yaitu adab pada dirinya bersama ustadz dan saudaranya.
ﺃﻣﺎ ﺁﺩﺍﺑﻪ ﻓﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻜﺜﻴﺮﺓ ﻣﻨﻬﺎ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻌﺠﺐ ، ﺍﻟﻌﺠﺐ ﻫﻮ ﺍﺳﺘﻌﻈﺎﻡ ﺍﻟﻨﻌﻤﺔ ﻭﺍﻟﺮﻛﻮﻥ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﻊ ﻧﺴﻴﺎﻥ ﺇﺿﺎﻓﺘﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻨﻌﻢ
Adapun adab untuk dirinya sangat banyak, sebagian daripadanya itu adalah tidak ‘ujub (bangga pada kemampuan diri sendiri).
’Ujub adalah sombong terhadap nikmat dan lebih condong kepadanya beserta lupa menyandarkan nikmat tersebut kepada Yang Memberi Nikmat (Allah).
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ ﻭﺍﻟﺼﺪﻕ ﻟﻴﻜﻮﻥ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻣﻮﺛﻮﻗﺎ ﺑﻪ ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻭﻗﻮﺭﺍ ﻓﻰ ﻣﺸﻴﺘﻪ ﻏﺎﺿﺎ ﻃﺮﻓﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﺎﺕ ﻭﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻣﻴﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺃﻭﺗﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻼ ﻳﺠﻴﺐ ﺑﻐﻴﺮ ﻣﺎ ﻳﻌﺮﻑ
Dan sebagian daripadanya itu adalah tawadhu’ (rendah diri), jujur agar murid dicintai dan dipercaya.
Dan sebagian daripadanya itu adalah sopan saat berjalan, menundukkan pandangan dari melihat yang haram-haram, terpercaya (tidak membelot) dari ilmu yang diberikan kepadanya, maka dia tidak sembarangan menjawab apa yang tidak diketahuinya.
ﻭﺃﻣﺎ ﺁﺩﺍﺑﻪ ﻣﻊ ﺃﺳﺘﺎﺫﻩ ﻓﻤﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻌﺘﻘﺪ ﺃﻥ ﻓﻀﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻣﻦ ﻓﻀﻞ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻷﻧﻪ ﻳﺮﺑﻰ ﺭﻭﺣﻪ ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﺨﻀﻮﻉ ﺃﻣﺎﻣﻪ ﻭﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻓﻰ ﺩﺭﺳﻪ ﺑﺎﻷﺩﺏ ﻭﺣﺴﻦ ﺍﻹﺻﻐﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻟﻪ ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻤﺰﺍﺡ ﻭﺃﻻ ﻳﻤﺪﺡ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺑﺤﻀﺮﺗﻪ ﻣﺨﺎﻓﺔ ﺃﻥ ﻳﻔﻬﻢ ﺃﺳﺘﺎﺫﻩ ﺃﻧﻪ ﻳﺬﻣﻪ ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻻ ﻳﺼﺪﻩ ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﻋﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﺮﻑ
Adapun adab bersama ustadznya, sebagian daripadanya itu adalah meyakini kelebihan ustadznya lebih besar dari kedua orang tuanya karena ustadz mendidik ruhnya.
Dan sebagian daripadanya itu merendahkan diri dihadapan ustadznya, dan duduk disaat belajar penuh sopan santun serta mendengar baik-baik apa yang dikatakan ustadznya.
Dan sebagian daripadanya itu meninggalkan senda gurau dan tidak memuji orang lain di hadapan ustadznya daripada ulama-ulama karena dikhawatirkan ustadznya memahami itu sebagai celaan.
Dan sebagian daripadanya itu tidak malu bertanya hal yang tidak diketahuinya.
ﻭﺃﻣﺎ ﺁﺩﺍﺑﻪ ﻣﻊ ﺇﺧﻮﺍﻧﻪ ﻓﻤﻨﻬﺎ ﺇﺣﺘﺮﺍﻣﻬﻢ ﻭﺗﺮﻙ ﺇﺣﺘﻘﺎﺭ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻹﺳﺘﻌﻼﺀ ﻋﻠﻴﻬﻢ ، ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻻ ﻳﺴﺨﺮ ﺑﺒﻄﻲﺀ ﺍﻟﻔﻬﻢ ﻣﻨﻬﻢ ، ﻭﺃﻻ ﻳﻔﺮﺡ ﺇﺫﺍ ﻭﺑﺦ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻘﺎﺻﺮﻳﻦ ، ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﺒﻐﺾ ﻭﺍﻟﻌﺪﺍﻭﺓ
Sedangkan adab bersama saudaranya, sebagian daripadanya itu adalah memuliakan mereka, tidak meremehkan salah seorang dari mereka, dan tidak sombong terhadap mereka,dan sebagian daripadanya itu tidak mengolok-ngolok kelambatan pemahaman diantara mereka dan tidak merasa senang bila ustadz menegur yang kurang perhatian, sebab itu akan menimbulkan kemarahan dan permusuhan.
HAK-HAK DUA ORANG TUA
ﺣﻘﻮﻕ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ
ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﻫﻤﺎ ﺍﻟﺴﺒﺐ ﻓﻰ ﻭﺟﻮﺩ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻟﻮ ﻻ ﻋﻨﺎﺅﻫﻤﺎ ﻣﺎ ﺍﺳﺘﺮﺍﺡ ﻭﻟﻮ ﻻ ﺷﻘﺎﺅﻫﻤﺎ ﻣﺎ ﺗﻨﻌﻢ
Dua orang tua penyebab adanya insan, kalau bukan susah payah keduanya, tidak merasa senanglah insan dan kalau bukan kesukaran keduanya, maka insan tidak mengecap kenikmatan.
ﺃﻣﺎ ﺃﻣﻪ ﻓﺤﻤﻠﺘﻪ ﻛﺮﻫﺎ ﻭﻭﺿﻌﺘﻪ ﻛﺮﻫﺎ
Adapun ibu telah mengandung dan melahirkan dalam kondisi susah payah.
ﻭﺃﻣﺎ ﺃﺑﻮﻩ ﻓﻘﺪ ﺑﺬﻝ ﻭﺳﻌﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻌﻮﺩ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﺎﻟﻨﻔﻊ ﻣﻦ ﺗﺮﺑﻴﺔ ﺟﺴﻤﻪ ﻭﺭﻭﺣﻪ
Sedangkan bapak mencurahkan kemampuannya pada sesuatu yang kembali manfaatnya kepada insan untuk pemeliharaan tubuh dan ruhnya.
ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮ ﻧﻌﻤﺘﻬﻤﺎ ﻟﻴﺸﻜﺮﻫﻤﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ ، ﻭﺃﻥ ﻳﻤﺘﺜﻞ ﺃﻣﺮﻫﻤﺎ ﺇﻻ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺑﻤﻌﺼﻴﺔ ، ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻠﺲ ﻣﻌﻬﻤﺎ ﺧﺎﺷﻌﺎ ﻏﺎﺿﺎ ﻃﺮﻓﻪ ﻋﻦ ﺯﻟﺘﻬﻤﺎ ، ﻭﺃﻻ ﻳﺆﺫﻳﻬﻤﺎ ﻭﻟﻮ ﺑﻘﻮﻝ ﺃﻑ ، ﻭﺃﻻ ﻳﻄﻴﻞ ﺟﺪﺍﻟﻬﻤﺎ ، ﻭﺃﻻ ﻳﻤﺸﻲ ﺃﻣﺎﻣﻬﻤﺎ ﺇﻻ ﻓﻰ ﺧﺪﻣﺘﻬﻤﺎ ، ﻭﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﻟﻬﻤﺎ ﺑﺎﻟﺮﺣﻤﺔ ﻭﺍﻟﻤﻐﻔﺮﺓ ، ﻭﺃﻥ ﻳﺄﻣﺮﻫﻤﺎ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﻳﻨﻬﺎﻫﻤﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ ، ﻟﻴﻜﻮﻥ ﺳﺒﺒﺎ ﻓﻰ ﻧﺠﺎﺗﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻛﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺳﺒﺒﺎ ﻓﻰ ﻭﺟﻮﺩﻩ
Wajiblah insan mengingat kebaikan keduanya, supaya berterima kasih kepada keduanya atas kebaikannya. Dan menuruti perintah keduanya, kecuali perintah itu maksiat. Dan duduk beserta ibu-bapak penuh hormat, memejamkan pandangan dari ketergelinciran. Dan tidak menyakiti keduanya walau itu dengan ucapan “ah!”. Tidak memperpanjang perdebatan. Dan tidak berjalan di hadapan keduanya kecuali waktu melayani. Dan berdoa terhadap kedua orang tua mendapat rahmat dan keampunan. Dan menganjurkan keduanya untuk melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Karena adanya insan itu menjadi sebab keselamatan keduanya, sebagaimana ada keduanya itu menjadi sebab adanya insan.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻭَﻗَﻀَﻰٰ ﺭَﺑُّﻚَ ﺃَﻟَّﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭٓﺍْ ﺇِﻟَّﺎٓ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﺑِﭑﻟْﻮَٰﻟِﺪَﻳْﻦِ ﺇِﺣْﺴَٰﻨًﺎ ۚ ﺇِﻣَّﺎ ﻳَﺒْﻠُﻐَﻦَّ ﻋِﻨﺪَﻙَ ﭐﻟْﻜِﺒَﺮَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎٓ ﺃَﻭْ ﻛِﻠَﺎﻫُﻤَﺎ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﻘُﻞ ﻟَّﻬُﻤَﺎٓ ﺃُﻑٍّ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨْﻬَﺮْﻫُﻤَﺎ ﻭَﻗُﻞ ﻟَّﻬُﻤَﺎ ﻗَﻮْﻟًﺎ ﻛَﺮِﻳﻤًﺎ
ﻭَﭐﺧْﻔِﺾْ ﻟَﻬُﻤَﺎ ﺟَﻨَﺎﺡَ ﭐﻟﺬُّﻝِّ ﻣِﻦَ ﭐﻟﺮَّﺣْﻤَﺔِ ﻭَﻗُﻞ ﺭَّﺏِّ ﭐﺭْﺣَﻤْﻬُﻤَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺭَﺑَّﻴَﺎﻧِﻰ ﺻَﻐِﻴﺮًﺍ
Allah telah berfirman:
Dan telah memutuskan (telah memerintahkan) Rabbmu supaya janganlah (lafal allaa berasal dari gabungan antara an dan laa) kalian menyembah selain Dia dan (hendaklah kalian berbuat baik) pada ibu bapak kalian dengan sebaik-baiknya (yaitu dengan berbakti kepada keduanya). Jika salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu (lafal ahaduhumaa adalah fa`il) atau kedua-duanya (dan menurut suatu qiraat lafal yablughanna dibaca yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi badal daripada alif lafal yablughaani) maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan ah kepada keduanya (dapat dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan uffa; lafal ini adalah mashdar yang artinya adalah celaka dan sial) dan janganlah kamu membentak mereka (jangan kamu menghardik keduanya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (perkataan yang baik dan sopan),dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (artinya berlaku sopanlah kamu terhadap keduanya) dengan penuh kesayangan (dengan sikap lemah lembutmu kepada keduanya) dan ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana (keduanya mengasihaniku sewaktu) mereka berdua mendidik aku waktu kecil.”(Al-Isra' ayat 24-25 dengan terjemahan Tafsir Al-Jalalaini).
ﻫﺬﺍ ﻭﻟﻴﺨﺺ ﺍﻷﻡ ﺑﺰﻳﺎﺩﺓ ﺍﻟﺒﺮ ﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Spesial untuk ibu, perbuatan baik(kebaktian) harus ditambah karena sabda Nabi SAW
ﺑﺮ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺿﻌﻔﺎﻥ
Berbuat baik pada ibu diatas anak dua kali lipat!.
HAK SAUDARA
ﺣﻘﻮﻕ ﺍﻟﻘﺮﺍﺑﺔ
ﺃﻗﺎﺭﺏ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻫﻢ ﺫﻭﻭﺍ ﺭﺣﻤﻪ ﻭﻗﺪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻮﺻﻞ ﺍﻟﺮﺣﻢ ﻭﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﻗﻄﻌﻬﺎ
Saudara: Mereka yang memiliki hubungan kasih sayang (kerabat), Allah memerintah menyambung persaudaraan dan mencegah memutuskannya.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Sabda Nabi SAW : Allah Ta’ala berfirman:
ﺍﻧﺎ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻟﺮﺣﻢ ﺍﺷﺘﻘﻘﺖ ﻟﻬﺎ ﺍﺳﻤﺎ ﻣﻦ ﺍﺳﻤﻰ ﻓﻤﻦ ﻭﺻﻠﻬﺎ ﻭﺻﻠﺘﻪ ﻭﻣﻦ ﻗﻄﻌﻬﺎ ﺑﺘﺘﻪ
“Aku Yang Maha Pengasih, kasih sayang ini Aku ambil daripada sebuah nama daripada nama-nama-Ku, seseorang yang menyambungnya, Aku menyambungnya, siapa yang memutuskan, Aku putuskan!”
ﻓﻠﻬﺬﺍ ﻳﻨﺒﻐﻰ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﻣﺮﺍﻋﺎﺓ ﺣﻘﻮﻗﻬﻢ ﻭﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﻬﺎ ﻓﻼ ﻳﺆﺫﻯ ﺃﺣﺪﺍ ﻣﻨﻬﻢ ﺑﻔﻌﻞ ﻭﻻ ﻗﻮﻝ ﻭﺃﻥ ﻳﺘﻮﺍﺿﻊ ﻟﻬﻢ ﻭﺃﻥ ﻳﺘﺤﻤﻞ ﺃﺫﺍﻫﻢ ﻭﻟﻮ ﺗﻄﺎﻭﻟﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﻥ ﻳﺴﺄﻝ ﻋﻤﻦ ﻳﻐﻴﺐ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺃﻥ ﻳﺴﺎﻋﺪﻫﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﺼﻮﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﺂﺭﺑﻬﻢ ﺇﺫﺍ ﻗﺪﺭ ﻭﺃﻥ ﻳﻤﻨﻊ ﻋﻨﻬﻢ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﻣﺘﻰ ﺍﻣﻜﻦ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻏﻴﺮ ﻣﺤﺘﺎﺟﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﻬﺪﻫﻢ ﺑﺎﻟﺰﻳﺎﺭﺓ
Seyogianya manusia menjaga dan memelihara persaudaraan, tidak menyakiti seseorang dari mereka dengan perbuatan dan perkataan, merendahkan diri dan menahan gangguan walau dalam waktu lama. Dan bertanya jika mereka tidak ada, membantu mendapat tujuan mereka bila mampu, mencegah dari bahaya jika mungkin, kalau mereka tidak memerlukan hal-hal diatas, dengan cara menyempurnakannya dengan berkunjung ke rumah mereka.
HAK TETANGGA
ﺣﻘﻮﻕ ﺍﻟﺠﻴﺮﺍﻥ
ﺍﻟﺠﺎﺭ : ﻣﻦ ﺟﺎﻭﺭﺕ ﺩﺍﺭﻩ ﺩﺍﺭﻙ ﺇﻟﻰ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﺩﺍﺭﺍ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺟﺎﻧﺐ
Tetangga: Orang-orang yang berdekatan rumahnya dengan rumahmu sekitar 40 rumah dari semua penjuru.
ﻭﻟﻪ ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻘﻮﻕ ، ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﺒﺪﺃﻩ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ ، ﻭﺃﻥ ﺗﺼﻨﻊ ﻣﻌﻪ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ، ﻭﺃﻥ ﺗﻜﺎﻓﺌﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺮﻭﻓﻪ ﺇﺫﺍ ﺑﺪﺃﻙ ﺑﻪ ، ﻭﺃﻥ ﺗﺆﺩﻱ ﻣﺎﻟﻪ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻘﻮﻕ ﺍﻟﻤﺎﻟﻴﺔ ، ﻭﺃﻥ ﺗﻌﻮﺩﻩ ﺇﺫﺍ ﻣﺮﺽ ، ﻭﺗﻬﻨﺌﻪ ﺇﺫﺍ ﻓﺮﺡ ، ﻭﺗﻌﺰﻳﻪ ﺇﺫﺍ ﺃﺻﻴﺐ ، ﻭﺃﻻ ﺗﺘﻌﻤﺪ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻧﺴﺎﺋﻪ ﻭﻟﻮ ﻛﻦ ﺧﺪﻣﺎ ﻟﻪ ، ﻭﺃﻥ ﺗﺴﺘﺮ ﻋﻮﺭﺍﺗﻪ ، ﻭﺃﻥ ﺗﺮﺩ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﻤﻜﺮﻭﻩ ﺑﻘﺪﺭ ﻣﺎ ﺗﺴﺘﻄﻴﻊ ، ﻭﺃﻥ ﺗﻘﺎﺑﻠﻪ ﺑﺎﻟﺒﺸﺎﺷﺔ ﻭﺍﻹﺣﺘﺮﺍﻡ
Hak-hak tetangga: Memulai memberi salam, kamu berbuat baik padanya, seimbangkanlah melakukan kebaikan, apabila dia mengawalinya(balaslah kebaikannya), kamu tunaikan(bayarlah) hak-hak hartanya bila sangkut paut dengan itu dan kamu kunjungi dia bila sakit, kamu mengucapkan selamat jikalau tetangga berbahagia, kamu turut berduka cita (menghiburnya) bila dia tertimpa musibah, janganlah kamu arahkan pandangan kamu kepada wanitanya sekalipun itu pembatunya, kamu tutup aurat tetanggamu dan kamu hindari sesuatu yang dibenci saudaramu semampumu dan kamu bertemunya dengan wajah manis dan memuliakan.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Telah bersabda Nabi SAW
ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻳﺌﻮﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻻﺧﺮﻓﻠﻴﻜﺮﻡ ﺟﺎﺭﻩ
“Seseorang yang beriman dengan Allah dan hari akhirat maka hendaknya memuliakan tetangganya”.
ﻭﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ
Dan dari ’Aisyah RAH dari Nabi SAW beliau bersabda:
ﻣﺎﺯﺍﻝ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻳﻮﺻﻴﻨﻲ ﺑﺎﻟﺠﺎﺭﺣﺘﻰ ﻇﻨﻨﺖ ﺍﻧﻪ ﺳﻴﻮﺭﺛﻪ
“Senantiasa Jibril berwasiat kepadaku dengan tetangga sehingga aku menyangka Jibril akan menjadikan tetangga sebagai penerima warisan.”
ADAB PERGAULAN
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻤﻌﺎﺷﺮﺓ
ﺁﺩﺍﺑﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﺓ ، ﻣﻨﻬﺎ ﻃﻼﻗﺔ ﺍﻟﻮﺟﻪ ، ﻭﻟﻴﻦ ﺍﻟﺠﺎﻧﺐ ﻭﺍﻹﺻﻐﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﻟﻌﺸﻴﺮ ، ﻭﺍﻟﻮﻗﺎﺭ ﺑﻼ ﻛﺒﺮ ، ﻭﺍﻟﺴﻜﻮﺕ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻌﺮﺏ ، ﻭﺍﻟﺼﻔﺢ ﻋﻦ ﺍﻟﺰﻟﻞ ، ﻭﺍﻟﻤﻮﺍﺳﺎﺓ ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻹﻓﺘﺨﺎﺭ ﺑﺎﻟﺠﺎﻩ ﻭﺍﻟﻐﻨﻰ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻮﺟﺐ ﻟﻠﺴﻘﻮﻁ ﻣﻦ ﺃﻋﻴﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ
Adab pergaulan itu banyak. Sebagian daripadanya yaitu berwajah manis, lemah-lembut, mendengar pembicaraan teman, sopan, tidak takabbur, diam ketika terjadi senda gurau, memaafkan kesalahan dan berlapang dada, tidak berbangga dengan kemegahan dan kekayaan, karena demikian akan menjatuhkannya dari pandangan manusia(diaggap remeh).
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﺴﺮ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻗﻴﻤﺔ ﻟﻤﻦ ﻻ ﻳﻜﺘﻢ ﺍﻷﺳﺮﺍﺭ
Dan sebagian daripadanya yaitu dapat menyimpan rahasia, sebab tiada berharga orang yang tidak bisa menyimpan rahasia.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻋﺮ
Berkata seorang penyair:
ﺍﺫﺍ ﻣﺎ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻟﻢ ﻳﺤﻔﻆ ﺛﺎﻻﺛﺎ
ﻓﺒﻌﻪ ﻭﻟﻮ ﺑﻜﻒ ﻣﻦ ﺭﻣﺎﺩ
ﻭﻓﺎﺀﻟﻠﺼﺪﻳﻖ ﻭﺑﺬﻝ ﻣﺎﻝ
ﻭ ﻛﺘﻤﺎﻥ ﺍﻟﺴﺮﺍﺋﺮﻓﻲ ﺍﻟﻔﺌﻮﺍﺩ
Apabila manusia tidak dapat menjaga tiga perkara,
Maka jual dia walau dengan segenggam debu,
Yaitu menepati janji kawan, menyumbangkan harta,
dan menyimpan rahasia di hati.
PERSATUAN
ﺍﻷﻟﻔﺔ
ﺍﻷﻟﻔﺔ ﻫﻰ ﺍﻹﺳﺘﺌﻨﺎﺱ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ﻭﺍﻟﻔﺮﺡ ﺑﻠﻘﺎﺋﻬﻢ
Persahabatan yaitu beramah tamah dengan manusia dan gembira saat bertemu mereka.
ﻭﺃﺳﺒﺎﺑﻬﺎ ﺧﻤﺴﺔ
Sebab-sebab timbulnya persahabat ada lima:
ﺃﻭﻟﻬﺎ ﺍﻟﺪﻳﻦ : ﻷﻥ ﻛﻤﺎﻝ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻳﻮﺟﺐ ﺍﻟﻌﻄﻒ
Pertama agama, karena sempurna iman menyebabkan kasih sayang.
ﻭﺛﺎﻧﻴﻬﺎ ﺍﻟﻨﺴﺐ : ﻷﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻳﺤﻨﻮ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﺎﺭﺑﻪ ﻭﻳﺘﻮﺩﺩ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻳﻜﻒ ﺍﻷﺫﻯ ﻋﻨﻬﻢ ، ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Kedua keturunan (nasab) karena manusia cendrung pada kerabatnya, mencintai dan menahan disakiti mereka, seperti sabda Nabi SAW:
ﺇﻥ ﺍﻟﺮﺣﻢ ﺇﺫﺍ ﺗﻤﺎﺳﺖ ﺗﻌﺎﻃﻔﺖ
“Sesungguhnya kasih-sayang apabila saling bersentuhan akan menimbulkan simpatik”.
ﻭﺛﺎﻟﺜﻬﺎ ﺍﻟﻤﺼﺎﻫﺮﺓ : ﻷﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺐ ﻋﺮﺳﻪ ﺃﺣﺐ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻳﻨﺘﻤﻰ ﺇﻟﻴﻬﺎ
Ketiga perkawinan, karena manusia bila mencintai istrinya akan mencintai semua yang berhubungan dengn istrinya (begitu juga istri).
ﻗﺎﻝ ﺧﺎﻟﺪ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ : ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻐﺺ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻲ ﺁﻝ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﺣﺘﻰ ﺗﺰﻭﺟﺖ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﺼﺎﺭﻭﺍ ﺃﺣﺐ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻲ
Berkata Khalid Bin Zaid bin Mu’awwiyyah
“Makluk Allah yang paling kubenci adalah keluarga Zubair hingga kunikahi salah satu diantara saudara mereka maka jadilah orang yang paling kucintai mereka.”
ﻭﺭﺍﺑﻌﻬﺎ ﺍﻟﺒﺮ : ﻭﻫﻮ ﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ
Keempat kebaikan.
Kebaikan: berbuat baik kepada manusia.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻋﺮ
Berujar seorang penyair:
ﺃﺣﺴﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺗﺴﺘﻌﺒﺪ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻓﻄﺎﻟﻤﺎ ﺍﺳﺘﻌﺒﺪ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺇﺣﺴﺎﻥ
Berbuatlah kebaikan terhadap manusia niscaya tunduklah hati mereka.Maka senantiasa kebaikan menundukkan manusia.
ﻭﺧﺎﻣﺴﻬﺎ ﺍﻷﺧﺎﺀ ، ﻛﻤﺎ ﺁﺧﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﻬﺎﺟﺮﻳﻦ ﻭﺍﻷﻧﺼﺎﺭ ﻟﺘﻘﻮﻯ ﺭﺍﺑﻄﺘﻬﻢ ﻭﺗﺰﻳﺪ ﺃﻟﻔﺘﻬﻢ
Kelima persaudaraan.
Persaudaraan adalah seperti Rasullullah mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar agar eratlah hubungan dan bertambahlah persaudaraan (persahabatan) mereka.
ﻭﺃﻣﺎ ﻓﻀﻞ ﺍﻷﻟﻔﺔ : ﻓﺎﻹﻓﺎﺩﺓ ﻭﺍﻹﺳﺘﻔﺎﺩﺓ ، ﻭﺍﻟﺘﻌﺎﻭﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺮ ﻭﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ، ﻭﺑﺬﻟﻚ ﺗﺴﺘﻘﻴﻢ ﺍﻷﺣﻮﺍﻝ ﻭﺗﻌﺘﺪﻝ ﺍﻷﻣﻮ
Adapun kelebihan persahabatan adalah memberi faedah dan mengambil faedah, tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, dengan demikian tepatlah kondisi dan seimbanglah urusan.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Allah berfirman:
ﻭَﭐﻋۡﺘَﺼِﻤُﻮﺍْ ﺑِﺤَﺒۡﻞِ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌٗﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍْۚ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.(Ali Imran: 103).
PERSAUDARAAN
ﺍﻷﺧﺎﺀ
ﻫﻮ ﺭﺍﺑﻄﺔ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺸﺨﺼﻴﻦ ﺗﺤﻘﻖ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺍﻟﻤﻮﺩﺓ
Persaudaraan: Hubungan antara dua orang yang nyatalah kasih sayang keduanya.
ﻓﻴﻄﻠﺐ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺍﻵﺧﺮ ﺍﻟﻤﻮﺍﺳﺎﺓ ﺑﺎﻟﻤﺎﻝ ﻭﺍﻹﻋﺎﻧﺔ ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ ، ﻭﺍﻟﻌﻔﻮ ﻋﻦ ﺍﻟﺰﻻﺕ ، ﻭﺍﻹﺧﻼﺹ ، ﻭﺍﻟﻮﻓﺎﺀ ، ﻭﺍﻟﺘﺨﻔﻴﻒ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻜﻠﻒ ﻟﻪ ﻭﺍﻟﺴﻜﻮﺕ ﻋﻤﺎ ﻳﺆﺫﻯ ، ﻭﺍﻟﺘﻜﻠﻢ ﺑﻤﺎ ﻳﺮﺿﺎﻩ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻭﻳﻘﺒﻠﻪ ﺍﻟﺪﻳﻦ ، ﻓﻴﺄﻣﺮﻩ ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﻳﻨﻬﺎﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ ،
ﻭﻳﺪﻋﻮ ﻟﻪ ﺑﺤﺴﻦ ﺍﻟﺤﺎﻝ ﻭﺩﻭﺍﻡ ﺍﻹﺳﺘﻘﺎﻣﺔ
Maka timbullah dari keduanya sikap berlapang-lapang pada harta (saling memberi) dan menolong dengan jiwa dan memaafkan kesalahan, ikhlas, menempati janji, saling meringankan beban, tidak saling memberatkan, diam (tidak berbicara) yang menyakiti hati, berbicara dengan ucapan yang disukai oleh syara’ dan diterima oleh agama. Maka seseorang akan mendorong saudaranya berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan berdoa untuknya dengan baik kondisi dan tetap istiqamah.
ﻭﺃﻣﺎ ﻓﻀﻞ ﺍﻷﺧﺎﺀ ﻓﻜﺒﻴﺮ : ﻷﻧﻪ ﻳﺒﻌﺚ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺨﻠﻖ ﺑﻤﺤﺎﺳﻦ ﺍﻷﺧﻼﻕ ، ﻭﻳﺆﻟﻒ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ، ﻭﺑﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺇﺻﻼﺡ ﺫﺍﺕ ﺍﻟﺒﻴﻦ ﺍﻟﺬﻯ ﺟﻌﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺛﻤﺮﺍﺕ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ، ﻓﻘﺎﻝ
Kelebihan persaudaraan sangat besar, yaitu yang akan memotivasi berakhlak baik, mempersatukan semua hati, dan mendamaikan persengketaan yang Allah jadikan daripada buah taqwa. Maka Allah berfirman:
ﻓَﭑﺗَّﻘُﻮﺍْ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺃَﺻۡﻠِﺤُﻮﺍْ ﺫَﺍﺕَ ﺑَﻴۡﻨِﻜُﻢۡ
“Bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu.”(Al-Anfal:1)
ADAB DI FORUM PERTEMUAN (MAJLIS)
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻤﺠﺎﻟﺲ
ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻳﺄﺗﻲ ﺍﻟﻤﺠﺎﻟﺲ ﺃﻥ ﻳﺒﺪﺃ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ ، ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻠﺲ ﺣﻴﺚ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺠﺎﻟﺲ ، ﻭﺃﻥ ﻳﻌﺮﺽ ﻋﻦ ﺃﻗﻮﺍﻝ ﺍﻟﻌﺎﻣﺔ ﺍﻟﺨﺎﻟﻴﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺎﺋﺪﺓ ، ﻭﺃﻥ ﻳﻐﻴﺮ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ ﺑﻴﺪﻩ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﻓﺒﻠﺴﺎﻧﻪ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﻓﺒﻘﻠﺒﻪ ، ﻭﻟﻴﻘﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﺪﻉ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﺑﻪ ﺿﺮﻭﺭﺓ
Seseorang yang datang ke forum-forum pertemuan, hendaklah mengawali memberi salam untuk hadirin, duduk ditempat kosong, berpaling dari perkataan-perkataan yang tak berguna, merubah kemungkaran dengan tangan, jika tidak mampu, maka dengan lidah, maka jika tidak mampu, maka dengan hati. Dan keluar dari forum pertemuan kalau memang forum tersebut tidak ada manfaatnya.
ﻭﺃﻻ ﻳﺤﺘﻘﺮ ﺃﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺟﻠﺴﺎﺋﻪ ﺭﺑﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺧﻴﺮﺍ ﻣﻨﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭﺃﻻ ﻳﻌﻈﻢ ﺃﺣﺪﺍ ﻟﻤﺎﻟﻪ ﻷﻥ ﺫﻟﻚ ﻳﻀﻌﻒ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻳﺴﻘﻂ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻰ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﻓﻠﻴﻐﺾ ﻃﺮﻓﻪ ، ﻭﻟﻴﻐﺚ ﺍﻟﻤﻠﻬﻮﻑ ﻭﺍﻟﻴﻌﻦ ﺍﻟﻀﻌﻴﻒ ، ﻭﻟﻴﺮﺷﺪ ﺍﻟﻀﺎﻝ ، ﻭﻟﻴﺮﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺑﺪﺃﻩ ﺑﻪ ، ﻭﻟﻴﻌﻂ ﺍﻟﺴﺎﺋﻞ ، ﻭﻟﻴﻜﻦ ﻓﻰ ﺟﻠﺴﺘﻪ ﻭﻗﻮﺭﺍ ، ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﺃﺩﻋﻰ ﺇﻟﻰ ﺗﻌﻈﻴﻤﻪ ﻭﺍﻹﻋﺘﻨﺎﺀ ﻟﺸﺄﻧﻪ
Tidak meremehkan seorangpun, kadangkala kedudukan orang tersebut di sisi Allah lebih baik, dan tidak membanggakan seseorang karena hartanya, sebab akan melemahkan agama dan menjatuhkan karisma. Dan jika seseorang pada jalan hendaklah menundukkan pandangan, menolong orang yang didhalimi dan lemah, menunjuki orang yang tersasar, membalas salam orang yang memulainya, memberi peminta-minta, dan duduk dengan sopan sebab demikian akan menunjukkan kehormatan dan peduli terhadap tugasnya.
ADAB MAKAN
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻷﻛﻞ
ﺃﻣﺎ ﺍﻵﺩﺍﺏ ﺍﻟﺘﻰ ﻗﺒﻠﻪ : ﻓﻬﻰ ﻏﺴﻞ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ، ﻭﻭﺿﻊ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮﺓ ﺑﺎﻷﺭﺽ ، ﻭﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻭﻧﻴﺔ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ، ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻻﻛﻞ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﺒﻊ ﻭﺍﻟﺮﺿﺎ ﺑﺎﻟﺤﺎﺿﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ، ﻭﺗﺮﻙ ﺫﻣﻪ ، ﻭﻃﻠﺐ ﻣﻦ ﻳﺄﻛﻞ ﻣﻌﻪ
Adapun adab sebelum makan:
Mencuci dua tangan, meletakkan makanan di alas di atas bumi (tanah), duduk dan niat agar kuat melaksanakan ibadah, tidak makan berserta kenyang, menerima apa yang tersedia dari makanan, tidak mencela makanan, dan menawari orang bersamanya.
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻰ ﻣﻌﻪ : ﻓﻬﻲ ﺍﻟﺒﺪﺀ ﺑﺎﻟﺘﺴﻤﻴﺔ ﺟﻬﺮﺍ ﻟﻴﺬﻛﺮ ﻏﻴﺮﻩ ، ﻭﺍﻷﻛﻞ ﺑﺎﻟﻴﻤﻨﻰ ، ﻭﺗﺼﻐﻴﺮ ﺍﻟﻠﻘﻤﺔ ، ﻭﺇﺟﺎﺩﺓ
ﻣﻀﻐﻬﺎ ، ﻭﺗﺮﻙ ﻣﺪ ﻳﺪﻩ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻔﺮﺍﻍ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺍﻷﻛﻞ ﻣﻤﺎ ﻳﻠﻴﻪ ﺇﻻ ﻓﻰ ﺍﻟﻔﺎﻛﻬﺔ ، ﻭﺃﻻ ﻳﻨﻔﺦ ﻓﻰ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﺃﻻ ﻳﻘﻄﻌﻪ ﺑﺎﻟﺴﻜﻴﻦ ﻭﺃﻻ ﻳﻤﺴﺢ ﻳﺪﻩ ﺑﻪ ﻭﺃﻻ
ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺘﻤﺮ ﻭﺍﻟﻨﻮﻯ ﻓﻰ ﺇﻧﺎﺀ ﻭﺃﻻ ﻳﺸﺮﺏ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺇﻻ ﻋﻨﺪ ﺍﻹﺣﺘﻴﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ
Adab waktu makan:
Memulai dengan Bismillah secara keras agar mengingatkan orang lain, makan dengan tangan kanan, mengecilkan suapan, membaguskan kunyahan, tidak menjulurkan tangan ke suapan lain sebelum selesai yang pertama, tidak memakan sesuatu yang mengiringi makanan kecuali buah-buahan, tidak meniup makanan, tidak memotongnya dengan pisau, tidak menyapu tangan dengan makanan, dan tidak mengumpulkan kulit dan biji pada satu bejana (tempat, piring), tidak meminum air kecuali di butuhkan.
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻰ ﺑﻌﺪﻩ : ﻓﻬﻲ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺸﺒﻊ ﻭﻏﺴﻞ ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﻌﺪ ﻟﻌﻘﻬﻤﺎ ﻭﺍﻟﺘﻘﺎﻁ ﺍﻟﻔﺘﺎﺕ ﻭﺣﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ
Adab selesai makan:
Berdiri (berhenti) sebelum kenyang, membasuh dua tangan sesudah menjilatnya, memungut sisa makanan dan membaca Alhamdulillah.
ADAB MINUM
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﺸﺮﺏ
ﺁﺩﺍﺑﻪ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻣﻨﻬﺎ ﺗﻨﺎﻭﻝ ﺍﻹﻧﺎﺀ ﺑﺎﻟﻴﻤﻴﻦ ﻭﺍﻟﻨﻈﺮ ﻓﻴﻪ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺸﺮﺏ ﻭﺍﻟﺘﺴﻤﻴﺔ ﻭﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻭﻣﺺ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻷﻥ ﻋﺒﻪ ﻳﻀﺮ ﺍﻟﻜﺒﺪ
Adab minum itu banyak, sebagian daripadanya: memegang gelas dengan tangan kanan, melihat pada air sebelum meminumnya, membaca Bismillah, duduk, menghisap air, karena meneguk akan memudharatkan jantung.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Telah bersabdalah Nabi Muhammad SAW
ﻣﺼﻮﺍ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻣﺼﺎ ﻭﻻ ﺗﻌﺒﻮﻩ ﻋﺒﺎ
“Hisaplah air, jangan kamu meneguknya.”
ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﺸﺮﺏ ﻓﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻧﻔﺎﺱ ﻳﺴﻤﻰ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻭﻳﺤﻤﺪ ﻓﻰ ﺁﺧﺮﻩ ﻭﻻ ﻳﺘﻨﻔﺲ ﻓﻰ ﺍﻹﻧﺎﺀ ﻭﻻ ﻳﺘﺠﺸﺄ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﺫﺍ ﺷﺮﺏ ﻭﺃﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﺴﻘﻲ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻠﻴﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﻋﻠﻰ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺑﻴﺴﺎﺭﻩ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺃﻓﻀﻞ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﻘﻰ ﺃﻋﺮﺍﺑﻴﺎ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ
ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻗﺒﻞ ﺃﺑﻰ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻭﻗﺎﻝ
Dan sebagian daripadanya itu: Meminum dengan tiga nafas, dibaca Bismillah pada tiap-tiap satu nafas, membaca Alhamdulillah pada akhirnya, tidak bernafas dan bersendawa dalam gelas, apabila seseorang meminum dan ingin menuangkan (memberikan) air untuk orang lain, maka hendaklah didahulukan orang sebelah kanannya dari kirinya, walau orang sebelah kiri punya kelebihan(terhormat) karena sesungguhnya Nabi SAW memberikan minum untuk orang Arab badui yang ada sebelah kanannya sebelum Abu Bakar dan Umar R.A. Nabi bersabda:
ﺍﻷﻳﻤﻦ ﻓﺎﻷﻳﻤﻦ
“Kanan! Maka kanan!”
ADAB TIDUR
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻨﻮﻡ
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﻫﻰ ﺃﻥ ﻳﺘﻄﻬﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺪﺙ ﻭﺃﻥ ﻳﻨﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺟﻨﺒﻪ ﺍﻷﻳﻤﻦ ﻣﺴﺘﻘﺒﻞ ﺍﻟﻘﺒﻠﺔ ﻭﺃﻥ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻨﻮﻣﻪ ﺭﺍﺣﺔ ﺑﺪﻧﻪ ﻟﻴﻘﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻭﺃﻥ ﻳﺬﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﺪ ﻧﻮﻣﻪ ﻭﺑﻌﺪ ﻳﻘﻈﺘﻪ
Adab tidur: bersuci dari hadats(berwudlu), tidur diatas lambung kanan menghadap kiblat, berniat untuk mengistirahatkan badan supaya kuat beribadah, dan mengingat Allah SWT ketika tidur dan bangun.
ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺃﺧﺬ ﻣﻀﺠﻌﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭﺿﻊ ﻳﺪﻩ ﺗﺤﺖ ﺧﺪﻩ ﺛﻢ ﻳﻘﻮﻝ
Nabi Muhammad SAW sendiri bila beliau hendak tidur malam, beliau meletakkan tangannya di bawah pipi, kemudian beliau berdoa :
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺳﻤﻚ ﺃﺣﻴﺎ ﻭﺃﻣﻮﺕ
“Ya Allah. Dengan nama Mu aku hidup dan aku mati.”
ﻭﺇﺫﺍ ﺍﺳﺘﻴﻘﻆ ﻗﺎﻝ
Dan waktu bangun beliau juga berdoa:
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﺑﻌﺪﻣﺎ ﺃﻣﺎﺗﻨﺎ ﻭﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻨﺸﻮﺭ
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati dan kepada-NYA dikumpulkan.”
ADAB MESJID
ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ
ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﺑﻴﻮﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣﻦ ﻋﻠﻖ ﻗﻠﺒﻪ ﺑﻬﺎ ﺃﺿﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻰ ﺿﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻛﻤﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﻴﻄﻠﺐ ﺍﻟﻤﺸﻲ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺑﺎﺷﺘﻴﺎﻕ ﻣﻊ ﺍﻟﺴﻜﻴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻮﻗﺎﺭ ﻭﺩﺧﻮﻟﻬﺎ ﺑﺎﻟﻴﻤﻨﻰ ﻣﻊ ﺗﻨﻈﻴﻒ ﻧﻌﻠﻴﻪ ﺧﺎﺭﺟﻬﺎ ﻭﻗﻮﻟﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺪﺧﻮﻝ
Semua masjid adalah rumah Allah, orang yang bergantung hatinya dengan masjid, Allah akan menaunginya di hari kiamat sebagaimana pada hadits, seseorang berjalan ke masjid dengan penuh rindu serta tenang dan sopan, masuk kedalamnya dengan kaki kanan dan melepaskan sandalnya di luar masjid dan berdoa saat masuk:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻓﺘﺢ ﻟﻲ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺭﺣﻤﺘﻚ
“Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat Engkau”.
ﻭﺃﺩﺍﺀ ﺗﺤﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﺍﻟﺘﺴﻠﻴﻢ ﻭﻟﻮ ﺧﻼ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﺨﻠﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻦ ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﺑﻨﻴﺔ ﺍﻟﺘﻘﺮﺏ ﻭﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺍﻹﻛﺜﺎﺭ ﻣﻦ ﺫﻛﺮﻩ ﻭﺣﺒﺲ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ﻭﺍﺟﺘﻨﺎﺏ ﺍﻟﺨﺼﻮﻣﺔ ﻭﺃﻻ ﻳﻨﺘﻘﻞ ﻣﻦ ﻣﻜﺎﻧﻪ ﺇﻻ ﻟﺤﺎﺟﺔ ﻭﺃﻻ ﻳﻨﺸﺪ ﺿﺎﻟﺔ ﻭﺃﻻ ﻳﺮﻓﻊ ﺻﻮﺗﻪ ﺑﺤﻀﺮﺓ ﺍﻟﻤﺼﺎﻟﻴﻦ ﻭﺃﻻ ﻳﻤﺮ ﺑﻴﻦ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ ﻭﺃﻻ ﻳﺸﺘﻐﻞ ﺑﺼﻨﻌﺔ ﻭﺃﻻ ﻳﺨﻮﺽ ﻓﻰ ﻛﻼﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻟﻴﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻋﻴﺪ ﺍﻟﻮﺍﺭﺩ ﻓﻰ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Dan mengerjakan shalat tahiyyatul masjid, memberi salam walaupun tidak ada orang didalamnya karena masjid tidak sunyi dari Jin dan malaikat, duduk dengan niat taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah), muraqabah (perasaan dalam pengawasan Allah), memperbanyak zikrullah, menahan nafsu dari syahwat, menjauhi perselisihan, tidak berpindah pada tempatnya kecuali ada keperluan, dan tidak mencari barang hilang (tercecer) di dalam masjid, tidak menguatkan suara di depan orang-orang yang sedang shalat, tidak berjalan didepan mereka, tidak menyibukkan diri dengan suatu kegiatan (skill), tidak berbicara pembicaraan dunia, agar selamat dari ancaman sabda Nabi SAW :
ﻳﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻧﺎﺱ ﻣﻦ ﺍﻣﺘﻲ ﻳﺄﺗﻮﻥ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻳﻘﻌﺪﻭﻥ ﻓﻴﻬﺎ ﺣﻠﻘﺎ ﺣﻠﻘﺎ ﺫﻛﺮﻫﻢ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺣﺐ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻻ ﺗﺠﺎﻟﺴﻮﻫﻢ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻠﻪ ﺑﻬﻢ ﺣﺎﺟﺔ
“Akan datang pada akhir zaman manusia dari umatku, datang ke masjid, duduk berkelompok-kelompok, sebutan(pembicaraannya dunia), cinta dunia, jangan kamu duduk bersama mereka karena Allah tidak memerlukan mereka.
ﻓﺈﺫﺍ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻃﻠﺐ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺒﺪﺀ ﺑﺎﻟﻴﺴﺮﻯ ﻭﺃﻥ ﻳﻀﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮ ﻧﻌﻠﻪ ﺛﻢ ﻳﻠﺒﺲ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﺃﻭﻻ ﻭﻟﻴﻘﻞ ﻋﻨﺪ ﺧﺮﻭﺟﻪ
Maka apabila keluar masjid mulai dengan kaki kiri, dan meletakkan (menaruh)kaki kirinya di atas sandal kemudian memakai yang sebelah kanan duluan, dan berdoa waktu keluar:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻣﻦ ﻓﻀﻠﻚ
“Ya Allah, saya memohon karunia-Mu”.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Telah bersabda Nabi Muhammmad SAW, Allah berfirman :
ﺇﻥ ﺑﻴﻮﺗﻰ ﻓﻰ ﺍﺭﺿﻰ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻭﺇﻥ ﺯﻭﺍﺭﻱ ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻤﺎﺭﻫﺎ ﻓﻄﻮﺑﻰ ﻟﻌﺒﺪ ﺗﻄﻬﺮ ﻓﻰ ﺑﻴﺘﻪ ﺛﻢ ﺯﺍﺭﻧﻲ ﻓﻰ ﺑﻴﺘﻲ ﻓﺤﻖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺰﻭﺭ ﺃﻥ ﻳﻜﺮﻡ ﺯﺍﺋﺮﻩ
“Sesungguhnya rumah-Ku di bumi adalah masjid-masjid,orang yang berkunjungke masjid ialah pemakmur masjid, bahagialah hamba yang bersuci di rumahnya kemudian mengunjungi-Ku di rumah-Ku, maka hak yang dikunjungi memuliakan yang berkunjung.
ﻭﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ
Dari Anas R.A:
ﻣﻦ ﺃﺳﺮﺝ ﻓﻰ ﻣﺴﺠﺪ ﺳﺮﺍﺟﺎ ﻟﻢ ﺗﺰﻝ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭﺣﻤﻠﺔ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺗﺴﺘﻐﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎﺩﺍﻡ ﻓﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺿﻮﺀﻩ
“Siapa saja yang menerangi masjid dengan lampu (memasang lampu) di masjid senantiasa malaikat dan penanggung Arasy meminta ampun untuknya selama cahaya lampu tetap di masjid tersebut.”
KEBERSIHAN
ﺍﻟﻨﻈﺎﻓﺔ
ﺇﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻧﻈﺎﻓﺔ ﺍﻟﺒﺪﻥ ﻭﺍﻟﺜﻮﺏ ﻭﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﻣﻄﻠﻮﺑﺔ ﺷﺮﻋﺎ ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺗﻨﻈﻴﻒ ﺑﺪﻧﻪ ﻣﺘﻌﻬﺪﺍ ﺷﻌﺮ ﺭﺃﺳﻪ ﺑﺎﻟﺘﺴﺮﻳﺢ ﻭﺍﻟﺪﻫﻦ ﻭﺃﺫﻧﻴﻪ ﺑﺎﻟﻐﺴﻞ ﻭﺍﻟﻤﺴﺢ ﻭﻓﺎﻩ : ﻓﻤﻪ ﺑﺎﻟﻤﻀﻤﻀﺔ ﻭﺍﻟﺴﻮﺍﻙ ﻭﺃﻧﻔﻪ ﺑﺎﻹﺳﺘﻨﺸﺎﻕ ﻭﺍﻹﺳﺘﻨﺸﺎﺭ ﻭﺃﻇﺎﻓﺮﻩ ﺑﻐﺴﻞ ﻣﺎ ﺗﺤﺘﻪ
Ketahuilah! Sesungguhnya kebersihan badan, pakaian dan tempat itu dituntut syara’. Sudah selayaknya manusia membersihkan badannya, menyisir rambut dan meminyakinya,dan membasuh dua telinga, membersihkan mulut dengan berkumur-kumur dan bersiwak (menyikat gigi), dan memasukkan air ke hidung serta menyemburkannya kembali, dan membersihkan kuku dengan cara membasuh sesuatu yang ada di bawah kuku.
ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺪﻫﻦ ﺭﺃﺳﻪ ﻭﻳﺴﺮﺡ ﺷﻌﺮﻩ ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻪ ﺃﻳﻀﺎً ﺗﻨﻈﻴﻒ ﺛﻮﺑﻪ ﺑﺎﻟﻤﺎﺀ ﻭﺣﺪﻩ ﺃﻭ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﺑﻮﻥ ﺇﻥ ﺍﺣﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻪ ﺗﻨﻈﻴﻒ ﻣﻜﺎﻧﻪ ﻭﺫﻟﻚ ﻟﻤﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﻈﺎﻓﺔ ﻣﻦ ﺣﻔﻆ ﺍﻟﺼﺤﺔ ﻭﺫﻫﺎﺏ ﺍﻟﻬﻤﻮﻡ ﻭﺇﻗﺒﺎﻝ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ ﻭﺭﺿﺎ
ﺍﻟﻌﺸﻴﺮ ﻭﺇﻇﻬﺎﺭ ﻧﻌﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Adalah Nabi SAW meminyaki dan menyisir rambutnya. Dan sebaiknya menyuci pakaian memakai air saja atau dengan sabun jika diperlukan. Dan demikian juga membersihkan tempat, sebab manfaat kebersihan memelihara kesehatan, melenyapkan kesusahan, mendatangkan kegembiraan, menyenangkan teman-teman dan menampakkan nikmat Allah.
Allah berfirman:
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺑِﻨِﻌۡﻤَﺔِ ﺭَﺑِّﻚَ ﻓَﺤَﺪِّﺙۡ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”(Adl-Dluha : 11)
JUJUR DAN DUSTA
ﺍﻟﺼﺪﻕ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ
ﺍﻟﺼﺪﻕ : ﻫﻮ ﺍﻹﺧﺒﺎﺭ ﺑﻤﺎ ﻳﻄﺎﺑﻖ ﺍﻟﻮﺍﻗﻊ ، ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ : ﻫﻮ ﺍﻹﺧﺒﺎﺭ ﺑﻤﺎ ﻻ ﻳﻄﺎﺑﻘﻪ
Jujur adalah menyampaikan sesuatu sesuai kejadian, sedangkan dusta adalah menyampaikan berita tidak sesuai kejadian.
ﻭﺃﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﺼﺪﻕ : ﺍﻟﻌﻘﻞ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﻤﺮﺅﺓ ﻷﻥ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﻳﺪﺭﻙ ﻣﻨﻔﻌﺔ ﺍﻟﺼﺪﻕ ﻭﻣﻀﺮﺓ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻓﻼ ﻳﺮﺿﻰ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﺍﻟﻤﻀﺮﺓ ﻓﻴﻠﺘﺰﻡ ﺍﻟﺼﺪﻕ ﻭﻷﻥ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻳﺄﻣﺮ ﺑﺎﻟﺼﺪﻕ ﻭﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺿﺪﻩ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ﻻ ﻳﺮﺿﻰ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﺼﺪﻕ ﻷﻧﻪ ﻳﻄﻠﺐ ﺍﻟﺘﺤﻠﻰ ﺑﺠﻤﻴﻞ ﺍﻟﺨﺼﺎﻝ ﻭﻻ ﺟﻤﺎﻝ ﻓﻰ ﺍﻟﻜﺬﺏ
Sebab-sebab jujur: akal, agama, muru-ah (berani, punya rasa malu) karena akal mendapatkan manfaat kejujuran dan mudarat dusta, maka dia tak ingin dirinya ada dalam bahaya, diapun selalu bersikap jujur, sedangkan agama memerintahkan berlaku jujur, menjauhi lawannya, demikian juga orang yang punya rasa malu, tidak ridha dirinya kecuali berlaku jujur, sebab kejujuran menuntut berhias perkara terpuji dan tiada kebaikan pada dusta.
ﻭﺳﺒﺐ ﺍﻟﻜﺬﺏ : ﺇﺭﺍﺩﺓ ﺟﻠﺐ ﺍﻟﻨﻔﻊ ﻭﺇﺭﺍﺩﺓ ﺩﻓﻊ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﻷﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻗﺪ ﻳﺮﻯ ﻓﻰ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﺍﻟﺴﻼﻣﺔ ﺍﻟﻌﺎﺟﻠﺔ ﻓﻴﺄﺗﻴﻪ ، ﻭﻳﺮﻯ ﻓﻰ ﺍﻟﺼﺪﻕ ﺿﺪﻫﺎ ﻓﻼ ﻳﺄﺗﻴﻪ
Sebab dusta: ingin menarik manfaat dan menolak bahaya, sebab manusia kadang-kadang melihat pada dusta ada keselamatan segera (instant) maka diapun berdusta, dan melihat pada berlaku jujur lawannya, diapun tak melakukannya.
ﻭﺿﺮﺭ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻳﻌﻮﺩ ﺇﻟﻰ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻓﻴﺤﺘﻘﺮ ﻭﺗﻀﻴﻊ ﺍﻟﺜﻘﺔ ﺑﻪ ﻭﻳﺴﺘﺮﺫﻝ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻳﻌﺎﻗﺐ ﻓﻰ ﺍﻵﺧﺮﺓ ، ﻭﻳﻌﻮﺩ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻷﻥ ﺍﻟﻜﺬﺍﺏ ﻳﻌﺪ ﻏﻴﺮﻩ ﺧﻴﺮﺍ ﺛﻢ ﻳﺨﻠﻔﻪ ﻓﺘﻨﻜﺴﺮ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﺨﻴﺒﺔ ﺭﺟﺎﺋﻪ ﻭﻷﻧﻪ ﻳﺴﺘﺴﻬﻞ
ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻓﻴﺒﻌﺚ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺴﺒﺐ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺒﺎﻏﺾ ﻭﺍﻟﺘﺨﺎﺻﻢ ﻭﻛﻔﻰ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻣﺬﻣﺔ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
Bahaya dusta berbalik ke pemiliknya, dia akan diremehkan serta tidak dipercaya lagi, pendusta dihinakan di dunia, disiksa di akhirat, dusta juga berefek untuk orang lain, karena pendusta berjanji dengan orang lain akan suatu kebaikan kemudian mengingkarinya sehingga menyakiti hati orang tersebut akibat hilang harapannya, akhirnya timbullah ghibbah (gossip), adu domba, sehingga tergeraklah manusia dalam kemarahan dan permusuhan.
Cukuplah celaan dusta dengan firman Allah :
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﻔۡﺘَﺮِﻱ ﭐﻟۡﻜَﺬِﺏَ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳُﺆۡﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑَِٔﺎﻳَٰﺖِ ﭐﻟﻠَّﻪِۖ ﻭَﺃُﻭْﻟَٰٓﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﭐﻟۡﻜَٰﺬِﺑُﻮﻥَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”(An-Nahl : 105)
ﻭﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Dan Sabda Nabi SAW:
ﺇﺫﺍ ﻛﺬﺏ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻛﺬﺑﺔ ﺗﺒﺎﻋﺪ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻣﻴﻼ ﻣﻦ ﻧﺘﻦ ﻣﺎ ﺟﺎﺀ ﺑﻪ
“Apabila berdusta seorang hamba akan satu dusta, menjauhlah malaikat satu mil karena bau busuk merebak dari pendusta.”
ﻭﻛﻔﻰ ﺍﻟﺼﺪﻕ ﺛﻨﺎﺀ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Cukuplah pujian untuk kejujuran firman Allah:
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍْ ﭐﺗَّﻘُﻮﺍْ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻛُﻮﻧُﻮﺍْ ﻣَﻊَ ﭐﻟﺼَّٰﺪِﻗِﻴﻦَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
(At-Taubah : 119)
ﻭﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Dan sabda Nabi SAW:
ﺗﺤﺮﻭﺍ ﺍﻟﺼﺪﻕ ﻭﺇﻥ ﺭﺃﻳﺘﻢ ﺃﻥ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻬﻠﻜﺔ ﻓﺈﻥ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻨﺠﺎﺓ
“Pilihlah kejujuran dan jika kamu lihat pada kejujuran itu bahaya (kebinasaan), sesungguhnya pada kebenaran itu ada keselamatan.”
AMANAH
ﺍﻷﻣﺎﻧﺔ
ﺍﻷﻣﺎﻧﺔ ﻫﻰ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺤﻘﻮﻕ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺣﻘﻮﻕ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻓﺒﻬﺎ ﻳﻜﻤﻞ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺗﺼﺎﻥ ﺍﻷﻋﺮﺍﺽ ﻭﺗﺤﻔﻆ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﻷﻥ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺤﻘﻮﻕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﺭﺍﺕ ﻭﺍﺟﺘﻨﺎﺏ ﺍﻟﻤﻨﻬﻴﺎﺕ
Amanah: menjaga (memelihara) hak-hak Allah dan hamba-Nya. Dengan amanah sempurnalah agama, terpelihara kehormatan dan harta benda, sebab menjaga hak Allah berarti ibarat daripada melakukan perintah dan menjauhi larangan.
ﻭﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺤﻘﻮﻕ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺭﺩ ﺍﻟﻮﺩﺋﻊ ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻄﻔﻴﻒ ﻓﻰ ﻛﻴﻞ ﺃﻭ ﻭﺯﻥ ﺃﻭ ﺫﺭﻉ ﻭﺗﺮﻙ ﺇﻓﺸﺎﺀ ﺍﻷﺳﺮﺍﺭ ﻭﺍﻟﻌﻴﻮﺏ ﻭﺃﻥ ﻳﺨﺘﺎﺭ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺃﺻﻠﺢ ﻟﻬﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﺪﻧﻴﺎ
Memelihara hak-hak hamba berarti ibarat daripada mengembalikan barang titipan, tidak mengurangi sukatan (takaran) dan timbangan atau ukuran (hasta). Tidak menyebarkan rahasia-rahasia dan aib-aib. Memilih yang paling baik pada agama dan dunia.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Allah SWT berfirman:
ﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺄۡﻣُﺮُﻛُﻢۡ ﺃَﻥ ﺗُﺆَﺩُّﻭﺍْ ﭐﻟۡﺄَﻣَٰﻨَٰﺖِ ﺇِﻟَﻰٰٓ ﺃَﻫۡﻠِﻬَﺎ
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”(An-Nisa : 58)
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Dan telah bersabda Nabi SAW:
ﻻ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﻟﻤﻦ ﻻ ﺃﻣﺎﻧﺔ ﻟﻪ ﻭﻻ ﺩﻳﻦ ﻟﻤﻦ ﻻ ﻋﻬﺪ ﻟﻪ
“Tiada iman bagi orang yang tidak ada amanah (tidak dapat dipercaya) dan tiada agama orang yang tidak memenuhi janji.”
ﻭﺿﺪ ﺍﻷﻣﺎﻧﺔ ﺍﻟﺨﻴﺎﻧﺔ ﻭﻫﻰ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﺍﻟﺤﻖ ﻳﻨﻘﺺ ﺍﻟﻌﻬﺪ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﺮ
Lawan amanah itu adalah khianat. Khianat ialah menyimpang dari kebenaran dengan mengingkari perjanjian secara tersembunyi.
ﻭﻣﻀﺎﺭﻫﺎ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻮﺻﻒ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ﺑﺎﻟﻐﺪﺭ ﻭﻧﻘﺺ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻧﺤﻄﺎﻁ ﺍﻟﻬﻤﺔ ﻭﺩﻧﺎﺀﺓ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻨﻪ ﻹﺳﺄﺗﻪ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻗﻄﻊ ﻳﺪﻩ ﺇﺫﺍ ﺳﺮﻕ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺑﻐﺾ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻭﺗﻌﺬﻳﺒﻪ ﺇﻳﺎﻩ ﻷﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺮﺍﻉ ﻣﺎ ﻛﻠﻔﻪ ﺑﻪ
Bahaya khianat itu banyak, diantaranya disebut penghianat sebagai pembelot, kurang agama, bercita-cita rendah, berjiwa kerdil. Diantaranya manusia menjauhinya karena keburukan penghianat, di potong tangannya bila mencuri, murka dan azab Allah buat penghianat akibat tidak menjaga sesuatu yang diwajibkan Allah.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Allah SWT telah berfirman:
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍْ ﻟَﺎ ﺗَﺨُﻮﻧُﻮﺍْ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻭَﭐﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻭَﺗَﺨُﻮﻧُﻮٓﺍْ ﺃَﻣَٰﻨَٰﺘِﻜُﻢۡ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢۡ ﺗَﻌۡﻠَﻤُﻮﻥَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”(Al-Anfal : 28)
MEMELIHARA DIRI
ﺍﻟﻌﻔﺔ
ﺍﻟﻌﻔﺔ ﻫﻰ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺗﻜﻔﻬﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﺎﺕ ﻭﺭﺫﺍﺋﻞ ﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ
’Iffah (memelihara diri) adalah sifat jiwa yang menjaga dari yang haram-haram dan syahwat rendah.
ﻭﻫﻰ ﻣﻦ ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻟﺨﺼﺎﻝ ﻭﺃﺳﻤﺎﻫﺎ ﻭﻋﻠﻴﻬﺎ ﻳﺘﻔﺮﻉ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻀﺎﺋﻞ ﻛﺎﻟﺼﺒﺮ ﻭﺍﻟﻘﻨﺎﻋﺔ ﻭﺍﻟﺴﺨﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻟﻤﺔ ﻭﺍﻟﻮﺭﻉ ﻭﺍﻟﻮﻗﺎﺭ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻓﻬﻰ ﻛﻨﺰ ﻣﻦ ﻻ ﻣﺎﻝ ﻣﻌﻪ ﻭﺗﺎﺝ ﻣﻦ ﻻ ﺷﺮﻑ ﻟﻪ
’Iffah (memelihara diri) perkara yang paling mulia dan tinggi, daripadanya bercabang beragam kebaikan seperti sabar, qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada), sakha' (pemurah), terlepas dari aib, wara’ (memelihara diri dari makruh, lebih-lebih yang haram), sopan santun, kasih sayang, rasa malu.’Iffah adalah simpanan orang yang tidak punya harta, mahkota untuk yang tidak punya kemulian.
ﻭﺳﺒﺒﻬﺎ ﺍﻧﻘﻄﺎﻉ ﺍﻟﻄﺎﻣﻊ ﻭﺗﺮﻙ ﺍﻟﺤﺮﺹ ﻋﻠﻰ ﻛﺴﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﻘﻨﺎﻋﺔ ﺑﻤﺎ ﺗﺪﻋﻮﺍ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ
Sebab ’iffah: memutuskan ketamakan, tidak loba mengusahakan harta dan qana’ah (merasa cukup, tidak butuh) pada dorongan keinginan.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Allah SWT telah berfirman :
ﻳَﺤۡﺴَﺒُﻬُﻢُ ﭐﻟۡﺠَﺎﻫِﻞُ ﺃَﻏۡﻨِﻴَﺎٓﺀَ ﻣِﻦَ ﭐﻟﺘَّﻌَﻔُّﻒِ
“Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.”(Al-Baqarah : 273)
Rasullullah bersabda:
ﻃﻮ ﺑﻰ ﻟﻤﻦ ﻫﺪﻯ ﻟﻺﺳﻼﻡ ﻭﻛﺎﻥ ﻋﻴﺸﻪ ﻛﻔﺎﻓﺎ ﻭﻗﻨﻊ ﺑﻪ
“Berbahagialah orang yang ditunjukkan bagi Islam adalah kehidupannya mencukupi dan dia bersikap qana’ah(memadai / merasa cukup dengan apa yang ada).”
KHARISMA
ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ
ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ﻫﻰ ﺻﻔﺔ ﺗﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﻤﻜﺎﺭﻡ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﻭﻣﺤﺎﺳﻦ ﺍﻟﻌﺎﺩﺍﺕ
Muru'ah atau kharisma ialah sifat yang mendorong seseorang memegang kemuliaan akhlaq dan kebiasaan-kebiasaan baik.
ﻭﺳﺒﺒﻬﺎ ﻋﻠﻮ ﺍﻟﻬﻤﺔ ﻭﺷﺮﻑ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻓﺈﻥ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻬﻤﺔ ﺷﺮﻳﻒ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻛﺎﻧﺖ ﻏﺎﻳﺘﻪ ﺇﺣﺮﺍﺯ ﺍﻟﻤﻌﺎﻟﻰ ﻭﺇﺩﺭﺍﻙ ﺍﻟﻔﻀﺎﺋﻞ ﻭﺍﺑﺘﻨﺎﺀ ﺍﻟﻤﻜﺎﺭﻡ ﻭﺑﺬﻝ ﺍﻟﻨﺪﻯ ﻭﻛﻒ ﺍﻷﺫﻯ
Sebab-sebabnya: Cita-cita tinggi, berjiwa mulia, sesungguhnya orang yang bercita-cita tinggi lagi berjiwa mulia akan menghasilkan menjaga ketinggian, mendapatkan semua kebaikan, membangun kemulian, murah hati, mencegah bahaya.
ﻭﻫﻰ ﻋﻨﻮﺍﻥ ﺍﻟﻌﻔﺔ ﻭﺍﻟﻨﺰﺍﻫﺔ ﻭﺍﻟﺼﻴﺎﻧﺔ ﻭﻟﺬﻟﻚ ﻻ ﻳﺮﻯ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ﺇﻻ ﺗﻘﻴﺎ ﺑﻌﻴﺪﺍ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻄﺎﻣﻊ ﺭﺍﺿﻴﺎ ﺑﻤﺎ ﻗﺴﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻏﻴﺮ ﻧﺎﻇﺮ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻓﻰ ﺃﻳﺪﻯ ﺍﻟﻨﺎﺱ
Muru'ah adalah tanda ‘iffah (memelihara diri), suci dari yang tidak baik, terpelihara, karena itu tidak terlihat pada orang yang memiliki muru'ah (kharisma) kecuali ketaqwaan, jauh dari tamak, dan ridha dengan apa yang dibagi oleh Allah untuknya, tiada melihat apa yang ada di tangan manusia.
ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﺪﺡ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Dan diantara yang menunjuki atas terpujinya muru'ah adalah hadits Nabi SAW :
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﻣﻌﺎﻟﻰ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﻭﺃﺷﺮﻓﻬﺎ
“Sesungguhnya Allah mencintai urusan-urusan yang tinggi dan paling mulia.”
SANTUN
ﺍﻟﺤﻠﻢ
ﺍﻟﺤﻠﻢ ﻫﻮ ﺻﻔﺔ ﺗﺤﻤﻞ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﻙ ﺍﻹﻧﺘﻘﺎﻡ ﻣﻤﻦ ﺃﻏﻀﺒﻪ ﻣﻊ ﻗﺪﺭﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ
Hilm (santun, tidak cepat marah) adalah sifat yang membawa pemiliknya kepada tidak membalas orang yang membuatnya marah padahal dia mampu untuk membalasnya.
ﻭﺳﺒﺒﻬﺎ : ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﺠﻬﺎﻝ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﺮﻓﻊ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺸﺎﺭﻛﺔ ﺃﻭ ﺍﻹﺳﺘﺤﻴﺎﺀ ﻣﻦ ﺟﺰﺍﺀ ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻔﻀﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻰﺀ ﺃﻭ ﺭﻋﺎﻳﺔ ﻧﻌﻤﺔ ﺳﺎﺑﻘﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﻜﺮ ﻭﺗﻮﻗﻊ ﺍﻟﻔﺮﺹ ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﺍﻟﺘﺮﻓﻊ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺸﺎﺭﻛﺔ ﻣﻦ ﺷﺮﻑ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﻋﻠﻮ ﺍﻟﻬﻤﺔ ﻭﺍﻹﺳﺘﺤﻴﺎﺀ ﻣﻦ ﺻﻴﺎﻧﺔ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﻛﻤﺎﻝ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ﻭﺭﻋﺎﻳﺔ ﺍﻟﻨﻌﻤﺔ ﺍﻟﺴﺎﺑﻘﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻓﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﻜﺮ ﻭﺗﻮﻗﻊ ﺍﻟﻔﺮﺹ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻫﺎﺀ ﻷﻥ ﻣﻦ ﻇﻬﺮ ﻏﻀﺒﻪ ﻗﻞ ﻛﻴﺪﻩ
Sebab-sebab santun: Menyayangi orang-orang bodoh, tidak mencaci maki, malu memberi jawaban, ramah pada orang yang berbuat jahat, menjaga nikmat yang lalu, diplomatis, menanti peluang.
Tidak mencaci maki sebagian dari berjiwa mulia dan tinggi cita-cita.
Malu sebagian dari memelihara jiwa dan sempurna kharisma.
Memelihara nikmat yang lalu sebagian dari menyempurnakan janji.
Diplomatis dan melihat peluang sebagian dari kecerdikan.
Sebab seseorang yang menampakkan kemarahan itu sedikit caranya.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Telah bersabda Nabi SAW:
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺤﻲ ﺍﻟﺤﻠﻴﻢ ﻭﻳﺒﻐﺾ ﺍﻟﻔﺎﺣﺶ ﺍﻟﺒﺬﺉ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang mempunyai rasa malu, santun, dan murka akan orang yang berbuat keji dan cabul.”
PEMURAH
ﺍﻟﺴﺨﺎﺀ
ﺍﻟﺴﺨﺎﺀ ﻫﻮ ﺑﺬﻝ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﻭﻻ ﺍﺳﺘﺤﻘﺎﻕ
Pemurah: Memberikan harta tanpa diminta dan menuntut hak.
ﻭﻫﻮ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﻣﺴﺘﺤﺴﻨﺔ ﻭﺧﺼﻠﺔ ﻣﺤﻤﻮﺩﺓ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﺭﺗﺒﺎﻁ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻭﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻬﺎ ﻓﻴﻌﻈﻢ ﺍﻹﻧﺘﻔﺎﻉ ﻭﻳﻌﻢ ﺍﻹﺭﺗﻔﺎﻕ ﻓﻘﺪ ﻛﺎﻥ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻌﻄﻲ ﻋﻄﺎﺀ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺨﺸﻰ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻗﺎﻝ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Pemurah adalah kebaikan utama dan perkara terpuji karena mengikat dan menyatukan semua hati, besar manfaat dan faedahnyapun menyeluruh.
Adalah Nabi SAW memberikan pemberian orang yang tidak takut fakir.
Dalam sebuah hadits bersabda Nabi SAW: Telah berkata Jibril, telah berfirman Allah SWT:
ﻫﺬﺍ ﺩﻳﻦ ﺍﺭﺗﻀﻴﺘﻪ ﻟﻨﻔﺴﻰ ﻻﻳﺼﻠﺤﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﺴﺨﺎﺀ ﻭﺣﺴﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻓﺄﻛﺮﻣﻮﻩ ﺑﻬﻤﺎ ﻣﺎ ﺍﺳﺘﻄﻌﺘﻢ
“Agama ini Aku ridhai untuk Diri-Ku, tidak layak agama kecuali buat pemurah dan bagus akhlak, maka muliakanlah agama dengan keduanya semampumu.”
RENDAH DIRI
ﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ
ﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ ﻫﻮ ﺧﻔﺾ ﺍﻟﺠﻨﺎﺡ ﻭﺇﻻﻧﺔ ﺍﻟﺠﺎﻧﺐ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺧﺴﺔ ﻭﻻ ﻣﺬﻟﺔ ﻭﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻣﻨﻪ ﺇﻋﻄﺎﺀ ﻛﻞ ﺫﻯ ﺣﻖ ﺣﻘﻪ ﻓﻼ ﻳﺮﻓﻊ ﻭﺿﻴﻌﺎ ﻋﻦ ﺩﺭﺟﺘﻪ ﻭﻻ ﻳﻨﺰﻝ ﺷﺮﻳﻔﺎ ﻋﻦ ﻣﻘﺎﻣﻪ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﻮﻓﺎﺓ ﻭﺩﻭﺍﻋﻰ ﺍﻟﺸﺮﻑ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Tawadhu’: Merendahkan diri dan berhati lembut tanpa menghinakan diri.
Tujuan Tawadhu’ ialah memberikan tiap-tiap yang punya hak akan haknya, tidak mengangkat derajat orang hina dari derajatnya, dan tidak menurunkan yang mulia dari kedudukannya.
Tawadhu’ adalah sebagian dari sebab-sebab bermartabat tinggi, dan mengantarkan ketempat kemuliaan.
Telah bersabda Nabi SAW :
ﻣﻦ ﺗﻮﺍﺿﻊ ﻟﻠﻪ ﺭﻓﻌﻪ
“Seseorang yang Tawadhu’ (rendah diri) karena Allah, Allah akan meninggikannya.”
BERJIWA BESAR
ﻋﺰﺓ ﺍﻟﻨﻔﺲ
ﻋﺰﺓ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻫﻲ ﺻﻔﺔ ﺑﻬﺎ ﻳﺠﻌﻞ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻰ ﻣﻨﺎﺯﻝ ﺍﻟﺮﻓﻌﺔ ﻭﺍﻹﺣﺘﺮﺍﻡ
Berjiwa besar ialah sifat yang menempatkan manusia pada tempat tinggi dan mulia.
ﻭﺳﺒﺒﻬﺎ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻗﺪﺭ ﻧﻔﺴﻪ
Sebab berjiwa besar adalah manusia mengenal ukuran dirinya.
ﻭﺛﻤﺮﺗﻬﺎ ﺍﻟﺘﺠﻤﻞ ﻭﺍﻟﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﻜﺎﺭﻩ ﺍﻟﺪﻫﺮ ﻭﺗﺮﻙ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻹﺣﺘﻴﺎﺝ ﻭﺗﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻟﻪ ﻭﺇﺣﺴﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ
Hasil dari berjiwa besar adalah melakukan kebaikan, sabar pada masa susah, tidak melahirkan hajat (tidak menampakkan kebutuhan kepada orang lain), manusia memuliakannya, mendapat balasan kebaikan dari Allah.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Allah berfirman:
ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﭐﻟۡﻌِﺰَّﺓُ ﻭَﻟِﺮَﺳُﻮﻟِﻪِۦ ﻭَﻟِﻠۡﻤُﺆۡﻣِﻨِﻴﻦَ
“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin.”(Al-Munafiqun: 8)
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Dan telah bersabda Nabi SAW:
ﺭﺣﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻣﺮﺍﺀ ﻋﺮﻑ ﻗﺪﺭ ﻧﻔﺴﻪ
“Allah mengasihi orang yang mengenal ukuran dirinya.”
DENDAM
ﺍﻟﺤﻘﺪ
ﺍﻟﺤﻘﺪ ﻫﻮ ﺇﺿﻤﺎﺭ ﺍﻟﺴﻮﺀ ﻭﺍﻟﺤﺮﺹ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﻳﺬﺍﺀ
Dendam: Menyembunyikan keburukan, sangat berkeinginan untuk menyakiti.
ﻭﺳﺒﺒﻪ : ﺍﻟﻐﻀﺐ ﻭﻳﺘﺒﻌﻪ ﺛﻤﺎﻥ ﺧﺼﺎﻝ ﻣﺠﺮﻣﺔ ﻭﻫﻰ ﺣﺴﺪ ﺍﻟﻤﺤﻘﻮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺍﻟﺸﻤﺎﺗﺔ ﺑﻤﺼﻴﺒﺘﻪ ﻭﻫﺠﺮﻩ ﻭﺇﻥ ﺗﻮﺩﺩﻩ ﻭﺍﻹﻋﺮﺍﺽ ﻋﻨﻪ ﺍﺳﺘﺼﻐﺎﺭﺍ ﻟﻪ ﻭﺍﻟﺘﻜﻠﻢ ﻓﻴﻪ ﺑﺎﻟﻔﺤﺶ ﻛﺎﻏﺘﻴﺎﺑﻪ ﻭﺇﻓﺸﺎﺀ ﺳﺮﻩ ﻭﻣﺤﺎﻛﺎﺗﻪ ﺍﺳﺘﻬﺰﺍﺀ ﺑﻪ ﻭﺇﻳﺬﺍﺀﻩ ﺑﻤﺎ ﻳﺆﻟﻢ ﺑﺪﻧﻪ ﻭﻣﻨﻌﻪ ﺣﻘﻪ ﻛﺄﻥ ﻻ ﻳﻘﻀﻴﻪ ﺩﻳﻨﻪ ﻭﻣﻤﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺫﻡ ﺍﻟﺤﻘﺪ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Sebab dendam: Marah, mengiringinya delapan perkara yang diharamkan, yaitu: dengki kepada orang yang di dendaminya, mencela bila terjadi musibah, menjauhi orang yang dia menaruh dendam padanya walau dia memohon belas kasihan, berpaling dan meremehkannya dan mengomonginya dengan keji seperti menggosip dan menyebarkan rahasianya, menceritakannya dengan cara mengolok-olok, menyakiti tubuh dan mencegah haknya seperti tidak membayar hutang kepadanya (setelah berhutang).
Dalil bahwa dendam dicela adalah sabda Nabi SAW:
ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﺑﺤﻘﻮﺩ
“Orang mukmin itu bukan pendendam.”
DENGKI
ﺍﻟﺤﺴﺪ
ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻫﻰ ﺗﻤﻨﻰ ﺯﻭﺍﻝ ﺍﻟﻨﻌﻤﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﻐﻴﺮ
Dengki: Keinginan (cita-cita) melenyapkan nikmat orang lain.
ﻭﺃﻣﺎ ﺗﻤﻨﻰ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻟﻠﻐﻴﺮ ﻓﻴﺴﻤﻰ ﻏﺒﻄﺔ ﻭﻟﻴﺴﺖ ﺑﻤﺬﻣﻮﻣﺔ ﺑﻞ ﻫﻰ ﻣﻄﻠﻮﺑﺔ ﻷﻧﻬﺎ ﺳﺒﺐ ﻻﻛﺘﺴﺎﺏ ﺍﻟﺨﺼﺎﻝ ﺍﻟﺤﻤﻴﺪﺓ
Adapun cita-cita ingin menjadi seperti orang lain disebut ghibtah (gemar, menaruh hati), hal ini tidak dicela bahkan dianjurkan sebab rasa gemar akan membentuk sifat-sifat terpuji.
ﻭﻟﺬﺍ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Karena demikian Nabi SAW pun bersabda :
ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻐﺒﻂ ﻭﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻳﺤﺴﺪ
“Mukmin menaruh hati (gemar, ingin mencontoh orang lain yang baik-baik) dan munafik itu pendengki.”
ﻭﺃﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﺤﺴﺪ ﺛﻼﺛﺔ
Sebab-sebab kedengkian itu ada tiga:
ﺍﻷﻭﻝ - ﺑﻐﺾ ﺍﻟﻤﺤﺴﻮﺩ ﻟﻔﻀﻴﻠﺔ ﻇﻬﺮﺕ ﻣﻨﻪ ﺃﻭ ﻧﻌﻤﺔ ﺳﺎﻗﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ
1. Benci kepada orang yang di dengki karena kelebihan yang nampak padanya atau nikmat yang dilimpahkan Allah untuknya.
ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ - ﺗﻔﻮﻕ ﺍﻟﻤﺤﺴﻮﺩ ﻓﻰ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺑﺤﻴﺚ ﻳﻌﺠﺰ ﺍﻟﺤﺎﺳﺪ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﺻﻮﻝ ﺇﻟﻴﻪ
2. Orang yang di dengki lebih tinggi martabat, sedangkan si pedengki tidak mampu mencapainya.
ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ - ﺷﺢ ﺍﻟﺤﺎﺳﺪ ﺑﺎﻟﻔﻀﺎﺋﻞ ﻓﻴﺤﺴﺪ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻧﺎﻟﻪ ﺧﻴﺮ
3. Pelit si pedengki atas kelebihan (potensi-potensinya) sehingga dia iri hati kepada setiap orang yang lebih baik dari dirinya.
ﻭﺍﻟﺬﻯ ﻳﺬﻫﺐ ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ﻭﻣﻼﺣﻈﺔ ﻣﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﻭﺍﻟﺮﺿﺎ ﺑﺎﻟﻘﻀﺎﺀ ﻭﺍﻟﻘﺪﺭ ﻭﻣﻤﺎ ﻭﺭﺩ ﻓﻰ ﺫﻡ ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Obat penghilang dengki dari semua hati ialah berpegang pada agama, melihat pada kedengkian ada kemudharatan dan ridha qadha dan qadar(ketentuan) Allah.
Dalil bahwa dengki di cela adalah hadits Nabi SAW:
ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻳﺄﻛﻞ ﺍﻟﺤﺴﻨﺎﺕ ﻛﻤﺎ ﺗﺄﻛﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺍﻟﺤﻄﺐ
“Kedengkian memakan kebaikan-kebaikan seperti api memakan kayu bakar.”
MENGUMPAT
ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ
ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻫﻰ ﺫﻛﺮ ﺃﺧﻴﻚ ﺑﻤﺎ ﻳﻜﺮﻩ ﻭﻟﻮ ﻓﻰ ﻭﺟﻬﻪ ﻛﻘﻮﻟﻚ ﻓﻼﻥ ﺃﻋﺮﺝ ﺃﻭ ﻓﺎﺳﻖ ﺃﻭ ﻓﻘﻴﺮ ﺃﻭ ﻗﺼﻴﺮ ﺍﻟﺜﻴﺎﺏ ﺗﺮﻳﺪ ﺑﺬﻟﻚ ﺗﻨﻘﻴﺼﻪ
Mengumpat (gossip): Menyebut saudaramu dengan sesuatu yang di benci walaupun itu dihadapannya seperti ucapan: Si Anu pincang atau fasik, fakir, berpakaian pendek yang kamu maksud demikian buat menguranginya.
ﻭﺃﺳﺒﺎﺑﻬﺎ ﺛﻤﺎﻧﻴﺔ ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻭﺷﻔﺎﺀ ﺍﻟﻐﻴﻂ ﻭﺇﺭﺍﺩﺓ ﺍﻟﺘﺮﻓﻊ ﻭﺍﻟﻤﺒﺎﺩﺭﺓ ﺇﻟﻰ ﺗﻌﻄﻴﻞ ﺍﻟﻤﺆﺫﻯ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﺻﻮﻝ ﺇﻟﻰ ﻣﺮﺍﺩﻩ ﻭﺍﻟﻘﺼﺪ ﺇﻟﻰ ﺗﺒﺮﺋﺔ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﻣﺠﻤﻠﺔ ﺍﻟﺮﻓﻘﺎﺀ ﻭﺍﻟﻬﺰﻝ ﻭﺍﻹﺳﺘﻬﺰﺍﺀ
Sebab-sebab timbulnya gossip delapan perkara: dengki, memuaskan rasa sakit hati, keinginan mengangkat kedudukannya, menggagalkan tujuan orang yang dia sakiti sebelum tercapai, tujuan melepaskan diri, berpura-pura baik pada kawan-kawan, bersenda gurau dan mengolok-olok.
ﻭﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻟﻮﻡ ﺍﻟﻤﻘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﺗﻘﺼﻴﺮﻩ ﻭﺇﺭﺷﺎﺩﻩ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﺼﻠﺤﺔ ﻷﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻟﻢ ﻳﻨﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺼﻴﺤﺔ ﻭﻟﻜﻨﻪ ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﺑﺎﻟﻎ ﻓﻰ ﺍﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﻘﺎﻝ
Dan bukan gossip bila menegur orang lalai dari kelalaianya, dan menunjuki kepada kebaikan.Karena Allah tidak mencegah menyampaikan nasehat, tetapi Allah melarang ghibah, maka Allah berfirman:
ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻐۡﺘَﺐ ﺑَّﻌۡﻀُﻜُﻢ ﺑَﻌۡﻀًﺎۚ ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢۡ ﺃَﻥ ﻳَﺄۡﻛُﻞَ ﻟَﺤۡﻢَ ﺃَﺧِﻴﻪِ ﻣَﻴۡﺘٗﺎ ﻓَﻜَﺮِﻫۡﺘُﻤُﻮﻩُۚ
“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.”(Al-Hujarat : 11)
ADU DOMBA
ﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ
ﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻫﻰ ﻧﻘﻞ ﺃﻗﻮﺍﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻭ ﺃﻋﻤﺎﻟﻬﻢ ﺃﻭ ﺃﺣﻮﺍﻟﻬﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻐﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻹﻓﺴﺎﺩ
Adu domba: Memindahkan semua perkataan, perbuatan, hal-hal (kondisi) manusia kepada orang lain yang tujuannya merusak.
ﻭﺍﻟﺒﺎﻋﺚ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺇﻣﺎ ﺇﺭﺍﺩﺓ ﺍﻟﺴﻮﺀ ﺑﺎﻟﻤﻨﻘﻮﻝ ﻋﻨﻪ ﺃﻭ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺤﺐ ﻟﻠﻤﻨﻘﻮﻝ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻔﺮﻳﺞ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﻭ ﺍﻟﺨﻮﺽ ﻓﻰ ﺍﻟﻔﻀﻮﻝ
Pendorongnya adakalanya maksud buruk dari orang yang dipindahkan (pemilik berita) atau menampakkan cinta kepada orang yang dipindahkan padanya (penerima berita), menghambur-hamburkan omongan atau berbicara sia-sia.
ﻭﺍﻟﺬﻯ ﻳﻜﻒ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻋﻠﻤﻪ ﺑﺄﻧﻬﺎ ﺗﺪﻋﻮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﻘﺎﻃﻊ ﻭﺇﻳﻘﺎﺩ ﻧﺎﺭ ﺍﻟﻌﺪﺍﻭﺓ ﻭﺍﺳﺘﺤﻘﺎﻕ ﺍﻟﻌﻘﺎﺏ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Yang mencegah manusia dari mengadu domba ialah menyadari bahwa adu domba tersebut bisa memutuskan tali persaudaraan, menyalakan api permusuhan dan mendapatkan siksa.
Telah bersabda Nabi Muhammad SAW:
ﺇﻥ ﺍﺣﺒﻜﻢ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﻟﻔﻮﻥ ﻭﻳﺆﻟﻔﻮﻥ ﻭﺇﻥ ﺃﺑﻐﻀﻜﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﺸﺎﺀﻭﻥ ﺑﺎﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﺍﻟﻤﻔﺮﻗﻮﻥ ﺑﻴﻦ ﺍﻹﺧﻮﺍﻥ
“Allah paling cinta kepadamu yaitu orang-orang yang mencintai orang lain dan orang lain mencintai mereka, dan orang yang paling Allah murkai di antara kamu adalah mereka yang berjalan membawa gossip (menyebarkan isu, adu domba), yang mencerai beraikan diantara saudara.”
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Dan Nabi SAW bersabda:
ﻻﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻧﻤﺎﻡ
“Tidak masuk surga para pengadu domba.”
SOMBONG
ﺍﻟﻜﺒﺮ
ﺍﻟﻜﺒﺮ ﻫﻮ ﺍﺳﺘﻌﻈﺎﻡ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺭﺅﻳﺔ ﻗﺪﺭﻫﺎ ﻓﻮﻕ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻐﻲ
Sombong adalah menilai diri lebih besar dan melihat derajatnya di atas orang lain.
ﻭﻣﻔﺎﺳﺪﻩ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﺆﺫﻯ ﺍﻟﻐﻴﺮ ﻭﻳﻘﻄﻊ ﺣﺒﺎﻝ ﺍﻟﻤﻮﺩﺓ ﻭﻳﻔﺮﻕ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻭﻳﺤﻤﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﺑﻐﺾ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻭﺍﺗﻔﺎﻗﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﺫﺍﻩ ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻻ ﻳﻨﻘﺎﺩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻻ ﻳﻜﻈﻬﻢ ﺍﻟﻐﻴﻆ ﻭﻻ ﻳﺘﻠﻄﻒ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﺼﺢ
Kerusakan sombong itu banyak sekali.
Diantaranya: Menyakiti orang lain, memutuskan tali-tali kasih sayang (persaudaraan), memisahkan diantara hati, membuat orang marah dan sepakat untuk menyakitinya.
Dan diantaranya: Orang yang sombong itu tidak tunduk kepada kebenaran dan memendam kebencian dan tidak lembut dalam menyampaikan nasehat.
ﻭﻛﻔﻰ ﺍﻟﻜﺒﺮ ﻣﺬﻣﺔ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Cukuplah cela takabbur oleh sabda Nabi SAW:
ﻻﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻓﻰ ﻗﻠﺒﻪ ﻣﺜﻘﺎﻝ ﺫﺭﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺒﺮ
“Tidak akan masuk surga, seseorang yang ada pada hati seberat debu (atom) takabbur.”
ﻭﻣﻦ ﻋﺮﻑ ﺃﻧﻪ ﻣﺨﻠﻮﻕ ﻣﻦ ﻧﻄﻔﺔ ﻭﺃﻧﻪ ﺻﺎﺋﺮ ﺇﻟﻰ ﺟﻴﻔﺔ ﻫﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺘﺮﻙ ﺍﻟﻜﺒﺮ ﺍﻟﺬﻯ ﺳﺒﺒﻪ ﺍﻟﻌﺠﺐ
Seseorang menyadari (mengenal) bahwa dia diciptakan dari setetes mani dan akan menjadi bangkai, mudahlah dia meninggalkan sombong yang penyebabnya adalah ‘ujub (merasa bangga pada kemampuan diri sendiri).
TERTIPU
ﺍﻟﻐﺮﻭﺭ
ﺍﻟﻐﺮﻭﺭ ﻫﻮ ﺳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﻮﺍﻓﻖ ﺍﻟﻬﻮﻯ ﻭﻳﻤﻴﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻄﺒﻊ ﺑﺴﺒﺐ ﺷﺒﻬﺔ ﺷﻴﻄﺎﻧﻴﺔ
Tertipu: Tenang jiwa pada sesuatu yang sesuai keinginan dan condong tabi’at kepadanya sebab syubhat syaitan (kesamaran fatamorgana syaitan).
ﻭﻫﻮ ﻧﻮﻋﺎﻥ
Tertipu ada dua pembagian:
ﺍﻷﻭﻝ - ﻏﺮﻭﺭ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﺷﺘﺮﻭﺍ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﺎﻵﺧﺮﺓ
1. Tertipu orang-orang kafir yang menukar kehidupan dunia dengan akhirat.
ﻓﻤﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺳﻜﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺯﺧﺮﻓﻬﺎ ﻭﺃﻧﻜﺮ ﺍﻟﺒﻌﺚ ﻫﻮ ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺗﻬﻢ
Diantara mereka yaitu orang yang tenang pada dunia dan hiasannya dan mengingkari hari kebangkitan, yaitu dihidupkan kembali oleh Allah akan makhluk sesudah kematian.
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻏﺘﺮ ﺑﺴﻴﺎﺩﺗﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻈﻦ ﺃﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻤﻴﻌﺎﺩ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﺔ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻭﻟﻰ ﺑﻬﻤﺎ
Dan sebagian daripada mereka itu: Orang-orang yang tertipu dengan kepemimpinan di dunia, dia menyangka bahwa dirinya yang paling baik pada menempati janji dan kasih sayang.
ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ - ﻏﺮﻭﺭ ﺍﻟﻌﺼﺎﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ
2. Tertipu pelaku maksiat dari kalangan orang mukmin.
ﻓﻤﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻌﻤﻞ ﺍﻏﺘﺮﺍﺭﺍ ﺑﺴﻌﺔ ﻋﻔﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻭ ﺍﻋﺘﻤﺎﺩﺍ ﻋﻠﻰ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻷﺑﺎﺀ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻌﻠﻢ
Diantara mereka adalah orang yang tidak beamal sebab tertipu dengan keluasan ampunan Allah, atau berpegang atas ketaatan bapaknya, atau pada banyaknya ilmu.
ﻭﻟﻢ ﻳﺪﺭ ﺍﻷﻭﻝ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﻏﺒﺔ ﻓﻰ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﺧﺬ ﻓﻰ ﺃﺳﺒﺎﺑﻪ ﻃﻤﻊ ﻣﺬﻣﻮﻡ
Tidak menyadari oleh golongan pertama (yaitu: yang tidak beramal) bahwa suka pada sesuatu tanpa mengambil (menjalani) sebab-sebabnya ialah kerakusan tercela.
ﻭﻟﻢ ﻳﺬﻛﺮ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Dan tiada mengingat oleh golongan yang kedua (yaitu: yang berpegang pada keshalehan orang tua) akan firman Allah:
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ﭐﻟﻨَّﺎﺱُ ﭐﺗَّﻘُﻮﺍْ ﺭَﺑَّﻜُﻢۡ ﻭَﭐﺧۡﺸَﻮۡﺍْ ﻳَﻮۡﻣٗﺎ ﻟَّﺎ ﻳَﺠۡﺰِﻱ ﻭَﺍﻟِﺪٌ ﻋَﻦ ﻭَﻟَﺪِﻩِۦ ﻭَﻟَﺎ ﻣَﻮۡﻟُﻮﺩٌ ﻫُﻮَ ﺟَﺎﺯٍ ﻋَﻦ ﻭَﺍﻟِﺪِﻩِۦ ﺷَﻴًۡٔﺎۚ ﺇِﻥَّ ﻭَﻋۡﺪَ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖّٞۖ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﻐُﺮَّﻧَّﻜُﻢُ ﭐﻟۡﺤَﻴَﻮٰﺓُ ﭐﻟﺪُّﻧۡﻴَﺎ ﻭَﻟَﺎ
ﻳَﻐُﺮَّﻧَّﻜُﻢ ﺑِﭑﻟﻠَّﻪِ ﭐﻟۡﻐَﺮُﻭﺭُ
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.”(Luqman : 33)
ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻨﺒﻪ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻼ ﻋﻤﻞ ﻛﺎﻟﺸﺠﺮ ﺑﻼ ﺛﻤﺮ
Dan tidak menyadari oleh golongan yang ketiga (yaitu: yang berpegang pada banyaknya pengetahuan) bahwa sesungguhnya ilmu tanpa amal laksana pohon tidak berbuah.
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻏﺘﺮ ﺑﻜﺜﺮﺓ ﻋﺒﺎﺩﺗﻪ ﻓﻈﻦ ﺃﻧﻪ ﺃﺣﻖ ﺑﺎﻟﻌﻔﻮ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﻟﻢ ﻳﺪﺭ ﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﻣﺬﻫﺐ ﻹﺧﻼﺻﻪ ﻣﻐﻮﺕ ﻟﺜﻮﺍﺏ ﺃﻋﻤﺎﻟﻪ
Dan diantaranya ada juga orang yang tertipu dengan banyak ibadahnya, dia menyangka lebih berhak mendapat keampunan Allah dibandingkan orang lain, dan dia tidak menyadari bahwa inilah yang melenyapkan keikhlasannya dan pahala amalnya.
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻏﺮﺗﻪ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻓﻈﻦ ﺃﻧﻪ ﺑﺬﺍﻟﻚ ﻳﻔﻮﻕ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻤﺎﻝ ﺇﻟﻰ ﺯﺧﺮﻑ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻧﺴﻲ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
Dan sebagian lagi orang yang tertipu dengan banyaknya harta, dia menyangka bahwa hartanyalah yang membuatnya lebih tinggi dari orang lain, dia amat menyukai hiasan dunia dan lupa pada karunia Allah.
ﻭﻣﻦ ﻣﻌﺎﻳﺐ ﺍﻟﻐﺮﻭﺭ ﺃﻧﻪ ﻳﻮﻟﺪ ﺍﻟﻜﺒﺮ ﺍﻟﺬﻯ ﺳﺒﻖ ﺃﻧﻪ ﻳﻤﻨﻊ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﺩﺧﻮﻝ ﺍﻟﺠﻨﺔ
Diantara aib tertipu ialah timbulnya rasa sombong yang telah disebutkan pada pembahasan yang telah lewat bahwa orang sombong tidak masuk surga.
ANIAYA
ﺍﻟﻈﻠﻢ
ﺍﻟﻈﻠﻢ ﻫﻮ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻋﻦ ﺣﺪ ﺍﻹﻋﺘﺪﺍﻝ ﺑﺎﻟﺘﻘﺼﻴﺮ ﺃﻭ ﺗﺠﺎﻭﺯ ﺍﻟﺤﺪ ﻓﻴﺸﻤﻞ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻰ ﻭﻳﻌﻢ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺮﺫﺍﺋﻞ
Aniaya: Keluar dari batasan keseimbangan disebabkan kelalaian (tidak perhatian) atau melampaui batas. Aniaya mengandung semua maksiat dan kehinaan (keburukan).
ﻭﺻﺎﺣﺒﻪ ﺇﻣﺎ ﻇﺎﻟﻢ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﺃﻭ ﻇﺎﻟﻢ ﻟﻐﻴﺮﻩ
Orang yang menganiaya itu adakala menganiaya untuk dirinya atau pada orang lain.
ﻓﻈﻠﻢ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﻘﺼﻴﺮ ﻓﻰ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻭ ﺗﺮﻙ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ
Menganiaya diri sendiri yaitu diibaratkan dengan lalai pada menaati Allah SWT atau tidak beriman.
ﻭﻇﻠﻢ ﺍﻟﻐﻴﺮ ﻋﺒﺎﺭﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﻔﺮﻳﻂ ﻓﻰ ﺣﻘﻪ ﻛﺈﻳﺬﺍﺀ ﺍﻟﺠﺎﺭ ﻭﺇﻫﺎﻧﺔ ﺍﻟﻀﻴﻒ ﻭﺍﻓﺘﺮﺍﺀ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻭﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Menganiaya kepada orang lain itu adalah ibarat dari meremehkan hak orang lain seperti menyakiti tetangga, menghina tamu, berdusta, bergosip, mengadu domba
.
Telah bersabda Nabi SAW:
ﺍﻟﻈﻠﻢ ﻇﻠﻤﺎﺕ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ
“Aniaya akan menjadi kegelapan di hari kiamat.”
ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﻘﺪﺳﻲ
Dan pada hadits Qudsi :
ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩﻱ ﺇﻧﻲ ﺣﺮﻣﺖ ﺍﻟﻈﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻰ ﻭﺟﻌﻠﺘﻪ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﻣﺤﺮﻣﺎ ﻓﻼ ﺗﻈﺎﻟﻤﻮﺍ
“Wahai hamba-Ku. Aku haramkan penganiayaan pada diri-Ku, dan Ku jadikan diantaramu haram, maka janganlah kamu berbuat aniaya.”
‘ADIL
ﺍﻟﻌﺪﻝ
ﺍﻟﻌﺪﻝ ﻫﻮ ﺍﻟﺘﻮﺳﻂ ﻓﻰ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﻭﺍﻟﺴﻴﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻭﻓﻖ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ
’Adil: Seimbang pada semua urusan dan menjalankannya sesuai dengan Syari’at.
ﻭﻫﻮ ﻧﻮﻋﺎﻥ
‘Adil ada dua bagi:
ﺍﻷﻭﻝ - ﻋﺪﻝ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻓﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﻫﻮ ﺃﻥ ﻳﺴﻠﻚ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻹﺳﺘﻘﺎﻣﺔ
1. Manusia ’adil pada dirinya yaitu berjalan di jalur Istiqamah.
ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ - ﻋﺪﻟﻪ ﻣﻊ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﻫﻮ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻗﺴﺎﻡ
2. ’Adil kepada orang lain, dibagi tiga lagi:
ﻋﺪﻝ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻓﻰ ﺭﻋﻴﺘﻪ ﺑﺎﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﻤﻴﺴﻮﺭ ﻭﺇﻋﻄﺎﺀ ﻛﻞ ﺫﻯ ﺣﻖ ﺣﻘﻪ
à 1. ’Adil raja pada rakyatnya lewat memberi kemudahan dan memberikan setiap orang yang mempunyai hak akan haknya.
ﻋﺪﻝ ﺍﻟﺮﻋﻴﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻭﺍﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﻣﻊ ﺃﺳﺘﺎﺫﻩ ﻭﺍﻟﻮﻟﺪ ﻣﻊ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ ﺑﺈﺧﻼﺹ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ
à 2. Rakyat ’adil pada Sultan (pemimpin), murid pada guru, anak pada dua orang tuanya, yaitu dengan taat secara ikhlas (tulus).
ﻋﺪﻝ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﻊ ﺃﻣﺜﺎﻟﻪ ﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺘﻜﺒﺮ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻛﻒ ﺍﻷﺫﻯ ﻋﻨﻬﻢ
à 3. Manusia ’adil sesama sebaya (sederajatnya) dengan tidak sombong dan tidak menyakiti mereka.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Telah berfirman Allah SWT:
۞ﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺄۡﻣُﺮُ ﺑِﭑﻟۡﻌَﺪۡﻝِ ﻭَﭐﻟۡﺈِﺣۡﺴَٰﻦِ ﻭَﺇِﻳﺘَﺎٓﻱِٕ ﺫِﻱ
ﭐﻟۡﻘُﺮۡﺑَﻰٰ ﻭَﻳَﻨۡﻬَﻰٰ ﻋَﻦِ ﭐﻟۡﻔَﺤۡﺸَﺎٓﺀِ ﻭَﭐﻟۡﻤُﻨﻜَﺮِ ﻭَﭐﻟۡﺒَﻐۡﻲِۚ
ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢۡ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢۡ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭﻥَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(An-Nahl : 90)
ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻌﺪﻝ ﻓﻘﺪ ﻋﺮﻓﺘﻪ
Tentang ’adil telah kamu ketahui!
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻹﺣﺴﺎﻥ ﻓﻬﻮ ﻛﻤﺎ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
Sedangkan ihsan seperti tercantum pada hadits Nabi SAW:
ﺃﻥ ﺗﻌﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﺮﺍﻩ
Kamu sembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya.
ﻭﻫﺬﺍ ﻛﻤﺎﻝ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻹﺫﻋﺎﻥ
Inilah iman paling sempurna dan puncak keyakinan.
ﻗﺎﻝ ﻣﺆﻟﻔﻪ ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺗﻢ ﺗﺒﻴﻴﺾ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻋﺼﺮ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﺴﺎﺩﺱ ﻭﺍﻟﻌﺸﺮﻳﻦ ﻣﻦ ﺷﻬﺮ ﺟﻤﺎﺩﻯ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﺳﻨﺔ ﺗﺴﻊ ﻭﺛﻼﺛﻴﻦ ﻭﺛﻠﺜﻤﺎﺋﺔ ﻭﺃﻟﻒ ﻣﻦ ﻫﺠﺮﺓ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Berkatalah pengarang semoga Allah menjaganya:
Sungguh telah selesailah kitab yang berlembaran putih ini pada hari Jum’at yang penuh berkah pada 26 Jumadil Ula Tahun 1339 Hijriah Penghulu kita Muhammad SAW, semoga Allah merahmati dan melimpahkan kesejahteraan untuk beliau, keluarga dan sahabatnya.
ﻳﺎ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﻫﺎﻙ ﻣﺆﻟﻔﺎ
ﺑﻨﻴﺖ ﻣﻘﺎﺻﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﺮ
ﻭﺍﻋﻠﻢ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻟﻴﺲ ﺑﻤﺪﺭﻙ
ﻣﻦ ﺃﻣﺮﻩ ﺷﺌﺎ ﺑﻼ ﺗﻴﺴﻴﺮ
Wahai penuntut akhlaq, ambillah karangan yang berdasarkan atas tujuan-tujuannya.
Dan ketahuilah bahwa manusia tidak mendapatkan suatu hal tanpa dimudahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kesuwun pun mampir