FILOSOFI KATA SANTRI
Kata santri dilihat dari segi bahasa memang kaya akan nilai filosofi. Asal-usul kata santri sendiri menurut Nur Kholis Majid (1999), sekurang-kurangnya ada 2 pendapat yang dapat di jadikan bahan acuan. Pertama, berasal dari bahasa sangsekerta, yaitu "sastri", yang berarti orang yang melek huruf. Kedua, berasal dari bahasa jawa, yaitu "cantrik", yang berarti seseorang yang mengikuti kiai di mana pun ia pergi dan menetap untuk menguasai suatu keahlian tersendiri.
Terlepas dari asal usul kata santri,, jika ditelusuri secara mendalam, maka kata “santri” mengandung beberapa arti:
Pertama; tiga matahari. Pengertian ini diambil dari kata san dan tri. “san” adalah bahasa inggris yang sudah diIndonesiakan, yang asalnya adalah Sun (matahari). Sedangkan “tri” juga bahasa inggris yang berarti tiga. Sehingga bila disusun, santri mengandung arti “tiga matahari”. Adapun yang dimaksud tiga matahari itu adalah Iman, Islam, dan Ihsan. Ini menunjukkan bahwa santri adalah orang yang berpegang teguh pada Iman, Islam, Ihsan.
Kedua; arti santri adalah jagalah tiga hal. Pengertian ini mengambil dari kata “San” dan “Tri” juga. “San” adalah bahasa arab yang sudah di-Indonesiakan, yang berasal dari kata Sun (jagalah). Sedangkan “Tri” adalah bahasa Inggris yang berartikan tiga. Jika disusun, mengandung arti “jagalah tiga hal”. Tiga hal tersebut adalah, (1) jagalah ketaatan kepada Allah, (2) Jagalah ketaatan kepada Rasul-Nya dan (3) para pemimpin.
Ketiga: jika ditulis dengan tulisan arab, maka kata “santri” terdiri dari lima huruf, ( ﺳﻨﺘﺮﻱ) yaitu : ﺱ , ﻥ , ﺕ , ﺭ , ﻱ . Artinya ialah:
1. Sin ( ﺱ ) adalah kepanjangan ﺳَﺘْﺮُ ﺍﻟْﻌَﻮْﺭَﺓِ (menutup aurat). Arti ini memberi pemahaman bahwa santri termasuk orang yang selalu menutup aurat sekaligus berpakaian sopan.
2.Nun ( ﻥ ) adalah asalnya ﻧَﻬْﻲُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ adalah (meninggalkan maksiat). Pengertian ini menunjukkan bahwa kata santri adalah orang yang meninggalkan perbuatan maksiat.
3. Ta ( ﺕ ) adalah kepanjangan dari ﺗَﺎﺭِﻙُ ﺍﻟْﻤَﻌَﺎﺻِﻰ yang memiliki arti Orang yang meninggalkan kemaksiatan.(menjaga diri dari hawa nafsu). Ini berarti para santri adalah orang yang selalu menjaga hawa nafsunya, agar tidak terjerembab dalam kenistaan.
4. Ra( ﺭ ) adalah kepanjangan dari "raisul ummah" (pemimpin ummat). Oleh sebab itu, setiap santri mesti memiliki jiwa pemimpin dalam melaksanakan kebaikan. Ia mesti menjadi pelopor dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
5. Ya ( ﻱ ) adalah kepanjangan dari ﺍَﻟْﻴَﻘِﻴْﻦُ yang memiliki arti Keyakinan. Keyakinan adalah sebuah keharusan bagi santri. Sebab ia berada dalam koridor ilmu yang tidak diragukan lagi keuntungannya. Ia tidak boleh menyerah dalam proses tholabul ilmi. Karena apa yang ia usahakan akan berbuah manis bila disertai keyakinan.Dan para santri umumnya meyakini salah satu kandungan ndham imrithi:
ﺇِﺫِ ﺍﻟْﻔَﺘَﻲ ﺣَﺴْﺐَ ﺍِﻋْﺘِﻘَﺎَ ﺩِﻩِ ﺭُ ﻓِﻊْ # ﻭَ ﻛُﻞُّ ﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﺘَﻘِﺪْ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْـﺘَﻔِﻊْ
Artinya: “ketinggian derajat pemuda, tergantung pada keyakinannya. Setiap orang yang tidak mempunyai keyakinan, maka ia tidak ada gunannya”.
Sedangkan menurut Dr. KH. M.A Sahal Mhafud, yang menilai kata santri berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata “santaro”, yang berarti “menutup”. Kalimat ini mempunyai bentuk jamak (plural) sanaatir (beberapa santri).
Sementara KH. Abdullah Dimyathy (alm) dari Pandeglang Banten, berpendapat bahwa kata santri mengimplementasikan fungsi manusia, dengan 4 huruf yang dikandungnya : sin = “satrul al aurah” (menutup aurat), Nun = “na’ibul ulama” (wakil dari ulama), Ta’ = “tarkul al ma’ashi” (meningglkan kemaksiatan), Ra’ = “ra’isul ummah” (pemimpin ummah)
Wallahu a'lam
Selamat Hari Santri Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kesuwun pun mampir